IDENESIA.CO - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kembali menegaskan pentingnya persatuan di antara umat Islam, khususnya antara dua mazhab besar, Sunni dan Syiah. Dalam pernyataannya yang dilansir dari laman resmi khamenei.ir, Khamenei memperingatkan bahwa salah satu agenda utama negara-negara arogan dan ekspansionis Barat, terutama Amerika Serikat, adalah memicu konflik sektarian di dunia Islam.
“Saat ini, salah satu tujuan utama negara-negara arogan dan Amerika Serikat adalah untuk memicu perselisihan. Dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengadu domba Muslim Syiah dan Sunni,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa kebijakan adu domba seperti ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan terus diupayakan oleh kekuatan asing demi kepentingan geopolitik mereka. Karena itu, Khamenei menyerukan kewaspadaan penuh dari umat dan negara-negara Muslim terhadap gerakan dan agenda yang berpotensi memecah belah umat Islam.
“Kita harus waspada setiap saat dan di semua lini. Konflik antara Syiah dan Sunni adalah apa yang benar-benar diinginkan Amerika Serikat,” tegasnya.
Ayatollah Khamenei juga mengimbau kepada masyarakat dan pemerintahan Muslim, termasuk bangsa Iran, Irak, dan Pakistan, untuk menolak segala bentuk provokasi yang bernuansa sektarian. Ia menilai, dunia Islam harus bersatu dan membangun kebulatan suara dalam menghadapi ancaman bersama.
“Bangsa kita, juga bangsa Irak, Pakistan, dan umat Muslim lainnya harus menyadari pentingnya melawan konflik berbasis agama dan sektarian. Ini adalah kebutuhan mendesak,” kata Ayatollah Khamenei.
Lebih lanjut,Ayatollah Khamenei menyampaikan empat persamaan penting antara Syiah dan Sunni yang menurutnya bisa menjadi fondasi kuat untuk merawat persatuan umat Islam:
1. Syariat Islam
Menurut Khamenei, meskipun masing-masing kelompok memiliki aliran dan praktiknya sendiri, seluruh umat Islam tetap berbagi keyakinan terhadap prinsip-prinsip dasar Islam.
“Kita semua percaya pada Islam, Nabi Suci (s.a.w), Ka'bah, salat, haji, jihad, dan Syariah. Perbedaan di antara kita jauh lebih sedikit dibandingkan kesamaan kita,” ungkapnya. Ia menegaskan bahwa menghormati keyakinan masing-masing tidak berarti meremehkan keyakinan pihak lain.
2. Amirul Mukminin (a.s.)
Ayatollah Khamenei menyatakan bahwa figur Imam Ali (a.s.), yang dikenal sebagai Amirul Mukminin, seharusnya menjadi simbol persatuan, bukan perpecahan.
“Semua Muslim menghormatinya, baik mereka Sunni maupun Syiah. Bahkan ulama-ulama Sunni seperti Imam Al-Syafi’i menulis syair-syair yang memuliakan Imam Ali (a.s.),” jelasnya.
3. Al-Qur'an
Ayatollah Khamenei juga menekankan bahwa Al-Qur'an adalah pegangan bersama umat Islam, yang seharusnya dijadikan sumber kekuatan dan bukan alat perpecahan. Ia mengutip dua ayat Al-Qur’an untuk menunjukkan pentingnya kewaspadaan terhadap musuh dan menjaga kesatuan.
“Dan sesungguhnya kamu dapat mengenali mereka dari nada bicara (mereka).” [QS Muhammad: 30] dan “Dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi lemah dan kehilangan kekuatanmu.” [QS Al-Anfal: 46].
4. Nabi Muhammad SAW
Pemimpin tertinggi Iran itu juga menekankan pentingnya menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai titik sentral dalam menyatukan umat.
“Umat Islam dan cendekiawan Islam harus kembali menguatkan pijakan mereka pada ajaran dan akhlak Nabi Muhammad (saw), sebagai pusat pemersatu seluruh umat,” serunya.
Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan di beberapa kawasan dunia Islam yang rentan terhadap konflik sektarian. Pesan Ayaollah Khamenei menjadi peringatan keras bahwa musuh-musuh Islam akan terus mengeksploitasi perbedaan internal umat jika tidak diantisipasi dengan persatuan dan kesadaran kolektif.
(Redaksi)