IMG-LOGO
Home Nasional Sampah Kurban Masih Jadi PR: DLH Samarinda Soroti Pembuangan Limbah Organik
nasional | umum

Sampah Kurban Masih Jadi PR: DLH Samarinda Soroti Pembuangan Limbah Organik

oleh VNS - 09 Juni 2025 15:13 WITA
IMG
POTRET - Penyelimbihan Hewan Kurban di Samarinda (Istimewa)

IDENESIA.CO - Perayaan Iduladha 1446 Hijriah di Kota Samarinda tahun ini menunjukkan adanya peningkatan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.

Namun, persoalan limbah hewan kurban masih menjadi pekerjaan rumah serius, khususnya terkait pembuangan limbah organik yang belum sesuai standar lingkungan.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda melalui Kepala Bidang Limbah B3, Boy Leonardo Sianipar, mengungkapkan bahwa meskipun Surat Edaran Walikota tentang pengelolaan sampah kurban cukup efektif mendorong perubahan perilaku, pelaksanaan di lapangan masih menemui sejumlah kendala.

“Masih ada yang membuang isi perut hewan kurban ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) begitu saja. Padahal, limbah organik seperti jeroan sebaiknya dikubur agar tidak mencemari lingkungan,” kata Boy saat ditemui di kantor DLH, Senin (9/6/2025).

Menurut Boy, praktik membuang jeroan hewan secara sembarangan berpotensi menimbulkan bau tak sedap, mengundang hewan liar, dan mencemari tanah serta air tanah, terutama jika terjadi di lingkungan padat penduduk.

DLH juga mencatat bahwa masih banyak panitia kurban dan masyarakat yang belum memahami tata cara penanganan limbah organik. Edukasi yang menyeluruh, menurut Boy, masih perlu ditingkatkan.

“Kami memahami bahwa kesibukan dan keterbatasan tenaga saat hari H penyembelihan membuat banyak orang memilih cara praktis. Tapi dampaknya bisa cukup serius bagi lingkungan,” ujarnya.

Di sisi lain, Boy tetap mengapresiasi langkah sebagian warga dan panitia kurban yang sudah mulai menggunakan wadah ramah lingkungan dalam pembagian daging kurban. Ia menyebut beberapa titik di kota sudah menggunakan bahan alami seperti daun pisang dan besek rotan.

“Memang masih minoritas, tapi setidaknya sudah ada yang memulai. Ini pertanda baik bahwa kesadaran perlahan tumbuh,” ucapnya.

Namun demikian, dominasi penggunaan kantong plastik sekali pakai masih menjadi fenomena umum. Warga disebut masih menganggap plastik lebih praktis dan murah dibanding alternatif lainnya.

DLH Samarinda berkomitmen untuk terus melakukan pendekatan persuasif dan edukatif menjelang perayaan kurban di tahun-tahun mendatang.

Strategi ke depan mencakup penyebaran informasi lebih luas, pelibatan RT, dan penyaluran bantuan wadah ramah lingkungan untuk lokasi yang rutin menyelenggarakan kurban.

“Progresnya belum sempurna, tapi arah perubahannya sudah terlihat. Kami akan terus kawal agar ke depan Samarinda bisa jadi kota yang lebih bersih dan ramah lingkungan, termasuk saat perayaan besar keagamaan,” pungkas Boy.

(Redaksi)