IMG-LOGO
Home Sosok Bianca Balti Ingin Kembali ke Panggung Victoria’s Secret Meski Idap Kanker: Saya Masih Kuat dan Berani
sosok | umum

Bianca Balti Ingin Kembali ke Panggung Victoria’s Secret Meski Idap Kanker: Saya Masih Kuat dan Berani

oleh VNS - 23 Oktober 2025 05:21 WITA
IMG
Bianca Balti, mantan model Victoria’s Secret asal Italia, yang berjuang melawan kanker ovarium namun tetap ingin kembali melenggang di panggung busana internasional. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Dunia mode tengah tersentuh oleh kisah haru Bianca Balti, mantan model Victoria’s Secret asal Italia, yang berjuang melawan kanker ovarium namun tetap ingin kembali melenggang di panggung busana internasional. Perempuan berusia 41 tahun itu menulis surat terbuka kepada pihak Victoria’s Secret dengan harapan bisa tampil dalam peragaan busana mereka tahun 2025 bukan sebagai simbol kecantikan semata, tetapi sebagai wujud keberanian dan keteguhan hati para penyintas kanker.


Namun, meski niatnya tulus dan inspirasional, permintaan tersebut ditolak oleh pihak perusahaan, tanpa penjelasan resmi yang jelas.

Dalam surat terbuka yang ia kirim pada 6 Oktober 2025, Balti menuliskan bahwa dirinya sadar betul kondisinya kini berbeda dengan masa-masa kejayaannya di dunia mode. Ia tidak lagi tampil sempurna secara fisik seperti dulu, namun menurutnya, keberanian untuk tetap berdiri di atas panggung sudah merupakan kemenangan tersendiri.

“Saya bukan yang termuda, paling montok, atau paling bugar. Tapi saya kuat, berani, dan bersemangat,” tulis Balti dalam suratnya, seperti dikutip dari People Magazine.

Balti mengungkapkan niatnya bukan untuk mencari perhatian pribadi, tetapi untuk menjadi simbol bagi perempuan yang sedang berjuang melawan penyakit dan perubahan hidup. Ia ingin menunjukkan bahwa keindahan sejati bukan hanya soal tubuh yang sempurna, melainkan tentang semangat untuk tetap hidup dan merasa berharga.

Bianca Balti memang bukan nama asing di dunia mode. Ia pernah menjadi wajah utama sejumlah kampanye besar Victoria’s Secret dan brand ternama dunia seperti Dolce & Gabbana, L’Oréal, dan Dior. Namun, kehidupannya berubah drastis sejak didiagnosis kanker ovarium stadium 3C pada 2024.

Balti menulis bahwa sejak sakit, dirinya belajar untuk menerima tubuhnya dengan segala perubahan. Ia menjalani mastektomi profilaksis setelah diketahui membawa gen BRCA1, gen yang meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium.

“Saya memakai bekas luka saya dengan bangga, dan memamerkan rambut baru saya dengan kebanggaan,” ungkapnya dengan nada penuh penerimaan.

Dalam suratnya, ia juga menyebut telah menyaksikan transformasi Victoria’s Secret dalam beberapa tahun terakhir, yang mulai mengedepankan keberagaman model dari berbagai latar belakang usia, ukuran tubuh, dan etnis. Karena itu, ia menganggap keinginannya tampil di panggung justru selaras dengan visi baru perusahaan yang ingin merayakan inklusivitas.

Motivasi utama Balti bukan hanya nostalgia terhadap dunia mode, tetapi untuk menandai satu tahun perjuangannya sejak menjalani kemoterapi pertama pada 14 Oktober 2024. Dalam wawancara dengan Times of India, ia menyebut momen itu sebagai simbol transformasi pribadi dari rasa takut menuju penerimaan dan kekuatan baru.

“Saya mengambil langkah berani ini karena merasa bertanggung jawab untuk membawa harapan, tidak hanya bagi perempuan penderita kanker, tapi juga bagi siapa pun yang sedang belajar hidup kembali setelah masa sulit,” tulisnya.

Balti bahkan mengaku mengirimkan suratnya dengan cara sederhana mencari alamat email staf Victoria’s Secret melalui LinkedIn dan mengirimkannya sendiri. 

“Saya pikir, satu-satunya hal yang akan saya sesali adalah kesempatan yang tidak saya ambil. Jadi saya melakukannya,” katanya.

Dalam proses penyembuhan, Balti menemukan perspektif baru tentang kecantikan dan hidup. Ia menyadari bahwa kecantikan bukan lagi tentang tampil tanpa cela, melainkan tentang keberanian untuk tetap percaya diri meski tubuh berubah.

“Kita tidak hanya ingin bertahan hidup, tapi juga ingin tetap merasa percaya diri, feminin, dan hidup dengan tubuh kita,” ucapnya.

Balti menilai banyak perempuan di seluruh dunia menghadapi pergulatan serupa: antara rasa takut kehilangan jati diri dan keinginan untuk tetap menjadi diri sendiri. Melalui kisahnya, ia berharap dapat menginspirasi wanita lain agar tidak malu dengan perubahan fisik akibat penyakit.

Meski Victoria’s Secret belum memberikan tanggapan resmi atas penolakannya, kisah Balti mendapat sambutan luas dari publik dan komunitas penyintas kanker di seluruh dunia. Ribuan pesan dukungan membanjiri akun media sosialnya, memuji keberaniannya untuk bersuara.

Banyak yang menilai bahwa keberanian Balti telah mengubah makna runway dari sekadar ajang glamor menjadi panggung perjuangan hidup dan semangat manusia.

Kisah Bianca Balti menjadi pengingat bahwa keindahan sejati bukan diukur dari kulit mulus atau tubuh sempurna, melainkan dari keberanian untuk tetap berdiri meski dunia runtuh.

Di tengah gemerlap industri mode yang sering dianggap penuh tekanan dan standar tak realistis, Balti tampil sebagai wajah baru dari kecantikan yang berdaya dan manusiawi.

(Redaksi)