IMG-LOGO
Home Olahraga Shin Tae-yong: Gagal ke 2026 Bukan Akhir, Indonesia Masih Bisa Tembus Piala Dunia 2030
olahraga | umum

Shin Tae-yong: Gagal ke 2026 Bukan Akhir, Indonesia Masih Bisa Tembus Piala Dunia 2030

oleh VNS - 22 Oktober 2025 15:13 WITA
IMG
Mantan pelatih Tim Nasional Indonesia, Shin Tae-yong (STY), menyampaikan pesan penuh optimisme bagi sepak bola nasional usai kegagalan skuad Garuda melaju ke Piala Dunia 2026. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Mantan pelatih Tim Nasional Indonesia, Shin Tae-yong (STY), menyampaikan pesan penuh optimisme bagi sepak bola nasional usai kegagalan skuad Garuda melaju ke Piala Dunia 2026. Meski asa ke turnamen dunia di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko pupus, STY yakin Indonesia masih memiliki peluang besar untuk tampil di Piala Dunia 2030 jika persiapan dilakukan dengan matang dan berkelanjutan.


Dalam wawancaranya yang diunggah di kanal YouTube Goal Post, pelatih asal Korea Selatan berusia 55 tahun itu menegaskan bahwa kegagalan di ronde keempat kualifikasi bukanlah akhir dari segalanya.

“Saya ingin sampaikan, memang sayang sekali kita gagal di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia. Tapi sepak bola tidak berhenti di situ,” ujar Shin dengan nada tegas namun menenangkan.

Harapan Indonesia menuju Piala Dunia 2026 kandas setelah menelan dua kekalahan beruntun di ronde keempat kualifikasi. Timnas Garuda, yang saat itu dilatih oleh Patrick Kluivert, tumbang dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1). Kekalahan tersebut membuat Indonesia gagal melangkah ke babak selanjutnya.

Hasil buruk itu menjadi pukulan telak bagi skuad Merah Putih dan menimbulkan kekecewaan besar di kalangan suporter. Tak lama berselang, pada Kamis (16/10/2025), PSSI mengumumkan pemutusan kerja sama dengan Kluivert.

Bagi STY, kegagalan ini memang menyakitkan, namun seharusnya menjadi bahan pembelajaran berharga. Ia menilai, fondasi yang telah dibangun selama beberapa tahun terakhir sudah cukup kuat untuk membawa Indonesia ke level lebih tinggi.

“Masih ada harapan, masih ada langkah berikutnya. Jadi jangan terlalu kecewa. Tahun 2027 ada Piala Asia, itu kesempatan besar untuk terus berkembang,” ucapnya.

Nama Shin Tae-yong memiliki tempat istimewa di hati para pecinta sepak bola Indonesia. Selama masa kepemimpinannya sejak 2019 hingga awal 2025, ia dianggap sebagai sosok yang mengubah kultur disiplin dan profesionalisme di tubuh tim nasional.

Di bawah arahannya, Timnas Indonesia berhasil menembus ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 sebuah pencapaian yang belum pernah diraih sebelumnya. Ia juga membawa Timnas U-23 tampil impresif di ajang Piala Asia U-23 dan SEA Games.

Meski akhirnya posisinya digantikan oleh Patrick Kluivert pada Januari 2025, STY tetap menunjukkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap perkembangan sepak bola Indonesia.

“Saya punya kenangan yang luar biasa dengan para pemain Indonesia. Mereka punya potensi besar, semangat juang, dan tekad yang tidak kalah dengan negara lain,” kata pelatih yang pernah membawa Korea Selatan mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018 itu.

Shin menilai, kegagalan kali ini seharusnya menjadi titik balik untuk membangun kembali semangat nasional. Menurutnya, fokus jangka pendek Indonesia adalah tampil maksimal di Piala Asia 2027, sementara tujuan jangka panjangnya adalah lolos ke Piala Dunia 2030.

“Kalau dipersiapkan lebih baik, saya yakin Indonesia bisa menuju Piala Dunia 2030,” ujar Shin dengan penuh keyakinan.

Ia menekankan bahwa fondasi yang telah dibangun baik dari sisi infrastruktur, pelatihan usia muda, maupun kompetisi domestik harus terus dijaga. PSSI dan klub-klub Liga 1 diharapkan konsisten dalam pembinaan pemain muda agar regenerasi berjalan baik.

“Semua pihak harus bekerja sama. Bukan hanya pelatih dan pemain, tapi juga federasi, klub, dan suporter. Sepak bola tidak bisa dibangun oleh satu orang,” tambahnya.

STY juga menyampaikan pesan khusus bagi generasi muda pesepak bola Indonesia. Ia meminta agar para pemain muda tidak patah semangat setelah kegagalan kali ini, melainkan menjadikannya bahan bakar untuk bangkit.

“Saya harap semua pihak bisa melihat ke depan dan terus membangun semangat itu lagi. Sepak bola Indonesia punya masa depan yang cerah,” tuturnya.

Ia mencontohkan perjalanan Korea Selatan yang butuh waktu puluhan tahun hingga akhirnya menjadi langganan Piala Dunia. Menurutnya, Indonesia juga bisa mengikuti jejak tersebut jika pembangunan dilakukan secara konsisten dan profesional.

“Tidak ada yang instan dalam sepak bola. Tapi kalau terus dipersiapkan dan dipercaya, saya yakin Indonesia akan sampai ke sana,” ujarnya optimistis.

Pesan Shin Tae-yong ini menjadi napas baru bagi para pendukung sepak bola Tanah Air. Meski Indonesia gagal menuju Piala Dunia 2026, keyakinan dan semangat yang ditinggalkan STY memberi harapan baru bahwa era kejayaan sepak bola Indonesia masih di depan mata.

Dengan fondasi yang kuat, komitmen federasi, serta dukungan suporter yang luar biasa, mimpi untuk menyanyikan Indonesia Raya di panggung Piala Dunia 2030 bukanlah hal yang mustahil.

(Redaksi)