IDENESIA.CO - Serangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menewaskan seorang guru di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada Jumat (21/3/2025) lalu direspon sejumlah pihak, tak terkecuali Dosen Antropologi Universitas Indonesia (UI) Cahyo Pamungkas.
Ia merekomendasikan supaya pemerintah segera menetapkan daerah-daerah konflik di Papua.
Hal itu agar tidak ada lagi warga sipil yang bisa masuk ke wilayah rawan konflik.
Menurutnya, selama ini langkah yang dipakai tim gabungan Polri bersama TNI dinilai keliru.
Sebab memberlakukan penindakan hukum terhadap OPM dianggap kriminal bersenjata.
Padahal, ucapnya, OPM adalah gerakan yang bertujuan untuk mencapai Papua merdeka.
Sehingga, menurutnya, tidak ada cara lain dalam penyelesaian ini sebelum perundingan damai terlebih dahulu.
“Mereka adalah gerakan pemisahan diri ya, gerakan yang bertujuan untuk mencapai Papua merdeka,” ujar Cahyo dikutip dari Tempo, Senin (24/3/2025.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengklaim pemulihan layanan kesehatan sudah berjalan di wilayah tersebut pasca serangan OPM.
"Nanti dalam waktu secepatnya kami akan memberi solusi permanen bahwa pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat harus dijamin betul,” ujar Pratikno, Selasa (25/3/2025).
Selain itu, kegiatan pendidikan juga mulai dipersiapkan agar dapat berjalan kembali, meskipun masih dalam penanganan tanggap darurat.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi memastikan korban tewas penyerangan terhadap tenaga pengajar dan kesehatan di Distrik Anggruk adalah satu orang.
Keterangan yang sama juga diberikan Kapolres Yahukimo Ajun Komisaris Besar Polisi Heru Hidayanto.
Heru menyebut tiga korban mengalami luka berat dan empat lainnya menderita luka ringan. (*)