IMG-LOGO
Home Nasional Tekanan Ekonomi Global, IHSG Anjlok dan Picu Trading Halt di BEI
nasional | umum

Tekanan Ekonomi Global, IHSG Anjlok dan Picu Trading Halt di BEI

oleh VNS - 18 Maret 2025 11:24 WITA
IMG
TANGKAPAN LAYAR - IHSG Anjlok dengan nilai 6,12 ke level 6,076 yang memicu kekhawatiran kalangan investor. foto: CNBC Indonesia

IDENESIA.CO - Pasar modal Indonesia mengalami guncangan besar setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Pada Senin, 18 Maret 2025, IHSG ditutup melemah sebesar 395,86 poin atau 6,12% ke level 6.076, yang memicu kekhawatiran di kalangan investor dan pelaku pasar.

Dampak dari penurunan drastis ini mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada Selasa (18/03/2025) pukul 11:19:31 WIB setelah IHSG turun lebih dari 5%. Sekretaris BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, mengonfirmasi langkah tersebut sebagai upaya untuk menstabilkan pasar di tengah tekanan jual yang masif.

"Dengan ini kami menginformasikan bahwa hari ini, Selasa, 18 Maret 2025, telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di PT BEI pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5%," ujar Kautsar dalam keterangan resminya.

Penurunan IHSG kali ini mencerminkan tekanan ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian. Faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed), volatilitas harga komoditas, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama menjadi pemicu utama melemahnya indeks.

Sementara itu, di dalam negeri, investor masih menunggu kejelasan kebijakan fiskal dan moneter yang dapat memberikan sinyal positif bagi pasar. Ekonom senior, Rahmat Wijaya, menyebut bahwa kejatuhan IHSG mencerminkan reaksi pasar terhadap kombinasi faktor global dan domestik.

"Investor saat ini mengadopsi sikap wait and see, terutama terhadap arah kebijakan ekonomi pemerintah ke depan. Selain itu, ketidakpastian global juga mendorong aksi jual di pasar saham," jelasnya.

Seiring dengan kondisi ini, para pelaku pasar diharapkan tetap berhati-hati dalam menyikapi volatilitas IHSG. Pemerintah dan otoritas pasar modal juga perlu merumuskan strategi mitigasi risiko guna mencegah kepanikan lebih lanjut yang dapat memperburuk kinerja pasar keuangan nasional.

(Redaksi)