IMG-LOGO
Home Nasional Cahaya Lentera di Langit Samarinda: Moon Cake Festival Satukan Warga Tanpa Sekat
nasional | umum

Cahaya Lentera di Langit Samarinda: Moon Cake Festival Satukan Warga Tanpa Sekat

oleh VNS - 07 Oktober 2025 11:57 WITA
IMG
Wakil wali kota Samarinda, Saefuddin Zuhri halaman Mahavihara Sejahtera Maitreya Samarinda. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Suasana damai dan penuh kehangatan menyelimuti halaman Mahavihara Sejahtera Maitreya Samarinda pada Senin malam (6/10/2025). Ribuan warga dari berbagai latar belakang tumpah ruah menghadiri penutupan Festival Moon Cake ke-7, sebuah perayaan budaya yang kini telah menjadi simbol toleransi dan persaudaraan di Kota Tepian.


Festival yang berlangsung selama tiga hari itu mengusung tema Indonesia Harmonis, Dunia Satu Keluarga. Beragam pertunjukan budaya, bazar kuliner, hingga pembagian kue bulan menjadi daya tarik utama yang menghidupkan suasana malam penutupan.

Wakil Wali Kota Samarinda H. Saefuddin Zuhri hadir langsung bersama istri, E. L. Nova Saefuddin Zuhri, dan memberikan apresiasi tinggi atas kesuksesan penyelenggaraan festival. Ia menilai kegiatan tersebut tidak hanya sarat makna budaya, tetapi juga mencerminkan kedisiplinan warga dalam menjaga kebersihan dan ketertiban.

“Saya lihat dari ujung ke ujung, bersih semua. Sepuntung rokok pun tidak ada,” ujar Saefuddin disambut tepuk tangan pengunjung.

“Ini perlu dicontoh oleh warga Samarinda. Tidak ada yang buang sampah sembarangan, semua tertib mencari tempat yang telah disediakan.”

Menurutnya, Festival Moon Cake bukan sekadar ajang perayaan budaya Tionghoa, melainkan simbol persatuan dan kebersamaan antarwarga.

“Filosofi kue bulan mengajarkan keharmonisan rumah tangga, kesatuan, kemakmuran, dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” lanjutnya.

“Festival ini sejalan dengan visi kami untuk membangun Samarinda yang maju, harmonis, dan berbudaya.”

Ketua Panitia Pdt. Hendri Suwito mengungkapkan rasa terima kasih dan kebahagiaan atas antusiasme masyarakat yang luar biasa.

Ia menyebut, pengunjung datang tidak hanya dari Samarinda, tetapi juga dari berbagai kota seperti Bali, Batam, Pekanbaru, Balikpapan, hingga Tenggarong.

“Selama tiga malam kita merayakan kebahagiaan dan kebersamaan,” kata Hendri dengan wajah sumringah.

“Melihat wajah-wajah ceria dan tawa pengunjung jadi kebahagiaan luar biasa bagi kami.”

Acara penutupan ditandai dengan pelepasan ratusan lentera ke langit malam Samarinda, menciptakan pemandangan memukau di atas kompleks Mahavihara. Cahaya lentera yang berterbangan menjadi simbol harapan, persaudaraan, dan kedamaian bagi Indonesia.

Festival Moon Cake tahun ini menjadi bukti nyata bahwa keberagaman di Samarinda bukan sekadar slogan, tetapi hidup dalam keseharian warganya.

Warga yang hadir dari berbagai agama dan etnis larut dalam kebersamaan, tanpa sekat maupun perbedaan.

Pemerintah Kota Samarinda menegaskan dukungannya agar kegiatan semacam ini terus digelar dan menjadi agenda budaya tahunan yang memperkuat identitas kota yang inklusif dan toleran.

(Redaksi)