IMG-LOGO
Home Sosok Jackie Chan Bangkit Lewat The Shadow’s Edge, Kuasai Box Office Tiongkok
sosok | umum

Jackie Chan Bangkit Lewat The Shadow’s Edge, Kuasai Box Office Tiongkok

oleh VNS - 26 Agustus 2025 10:49 WITA
IMG
Aktor, Jackie Chan. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Legenda aksi dunia, Jackie Chan, kembali membuktikan eksistensinya di usia 71 tahun. Setelah menerima penghargaan Lifetime Achievement Award di Festival Film Internasional Locarno ke-78, ia sukses menggebrak layar lebar lewat film terbarunya, The Shadow’s Edge.

Jackie Chan sempat mengalami masa suram dalam kariernya. Sejumlah proyeknya seperti Kung Fu Yoga, The Knight of Shadows: Between Yin and Yang, Vanguard, The Myth 2, hingga Karate Kid: Legends dianggap gagal memenuhi ekspektasi. Kritikus menilai sang aktor terlalu bergantung pada formula lama yang sulit menjangkau generasi muda.

Namun, lewat The Shadow’s Edge, narasi itu berubah. Jackie berhasil kembali memikat penonton dengan kombinasi aksi khasnya dan sentuhan modern teknologi.

Sejak penayangan awal di Tiongkok, film ini meraih pendapatan Rp 193 miliar hanya dari pemutaran terbatas, lalu menembus Rp 454 miliar di minggu pertama. Per 22 Agustus 2025, angka itu terus melonjak hingga Rp 890 miliar, bahkan menyalip film animasi populer Little Monster of Langlang Mountain.

Analis memprediksi The Shadow’s Edge bisa mengantongi lebih dari Rp 2 triliun, menempatkannya di jajaran enam besar film box office Tiongkok tahun 2025.

Film ini mengisahkan geng pencuri berteknologi tinggi yang membuat kewalahan aparat kepolisian. Demi menandingi kecerdikan mereka, polisi meminta bantuan Wong Tak Chung (Jackie Chan), mantan anggota unit investigasi yang sudah lama pensiun.

Bersama detektif muda Ho Qiuguo (Zifeng Zhang), mereka menjalankan misi penuh intrik, mengadu strategi lama melawan kriminal dengan trik berbasis teknologi canggih. Cerita dibalut aksi menegangkan dengan alur yang disebut-sebut sulit ditebak.

Menariknya, The Shadow’s Edge merupakan remake dari film Hong Kong tahun 2007, Eye in the Sky karya Yau Nai-hoi. Jika dulu Tony Leung memerankan tokoh antagonis, versi terbaru ini dirombak total agar relevan dengan perkembangan era kecerdasan buatan (AI). Meski begitu, film tetap mempertahankan semangat dari karya aslinya.

Dalam wawancaranya, Jackie Chan mengingat kembali perjalanan panjangnya dari pemeran pengganti hingga menjadi ikon dunia.

“Dari seorang stuntman yang bekerja demi makan, hingga film saya ditonton di seluruh dunia saya selalu berpegang pada satu hal memberikan yang terbaik di setiap adegan,” ucap Jackie, dikutip MovieWeb.

Pernyataan itu sekaligus menegaskan bahwa di usia senjanya, Jackie Chan tetap konsisten memberikan karya bermutu, membuktikan bahwa pesona sang legenda aksi belum redup di mata publik.

(Redaksi)