IDENESIA.CO - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi menjatuhkan sanksi berat kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan dua pemain tim nasional Indonesia, menyusul sejumlah insiden yang terjadi selama laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Keputusan ini diumumkan melalui Komite Disiplin FIFA pada awal November 2025 dan menjadi pukulan besar bagi skuad Garuda yang sedang berjuang mengamankan tiket putaran berikutnya.
Dalam keputusan yang dirilis FIFA, PSSI dikenai denda sebesar 50.000 CHF atau sekitar Rp1,2 miliar. Sanksi ini berkaitan dengan perilaku suporter Indonesia pada pertandingan melawan Irak di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, pada 12 Oktober 2025.
Pada laga yang berlangsung panas tersebut, suporter yang hadir di stadion diketahui melakukan tindakan tidak sportif dengan melempar botol air dan benda-benda lain ke area lapangan. Aksi itu terjadi ketika Indonesia tengah berupaya bangkit setelah tertinggal dari Irak.
Insiden tersebut bahkan membuat kapten tim, Jay Idzes, terpaksa menghentikan sejenak fokusnya di pertandingan demi menenangkan suporter yang berada di tribun. Jay bersama beberapa pemain lainnya terlihat memunguti botol-botol plastik di pinggir lapangan untuk memastikan pertandingan dapat dilanjutkan dengan aman.
FIFA menilai tindakan pelemparan benda ke lapangan merupakan pelanggaran berat yang tidak bisa ditoleransi. Dalam dokumen resmi, Komite Disiplin menyebut insiden tersebut sebagai ancaman serius terhadap keamanan pertandingan dan integritas kompetisi.
“Pelemparan benda ke lapangan oleh penonton dalam pertandingan resmi merupakan pelanggaran serius terhadap regulasi keselamatan,” tulis FIFA dalam keterangannya.
Sanksi untuk PSSI ini menjadi salah satu teguran terberat dalam beberapa tahun terakhir. FIFA sebelumnya telah menyoroti sejumlah masalah yang melibatkan suporter Indonesia, mulai dari pelanggaran di ajang kualifikasi hingga insiden keamanan di domestik.
Pengamat sepak bola menilai, kejadian di Jeddah memperburuk citra sepak bola Indonesia, terlebih karena insiden tersebut terjadi di pertandingan internasional yang disiarkan ke seluruh dunia.
Selain PSSI, FIFA juga menjatuhkan sanksi terhadap dua pemain kunci timnas Indonesia, yakni Shayne Pattynama dan Thom Haye. Kedua pemain dinyatakan bersalah karena melakukan perilaku tidak sportif dan melanggar etika terhadap wasit setelah laga kontra Irak.
Shayne Pattynama, yang kini bermain untuk Buriram United, dianggap melakukan intervensi agresif kepada perangkat pertandingan setelah peluit akhir dibunyikan. Ia juga menerima kartu merah akibat protes keras terhadap keputusan wasit selama laga berlangsung.
FIFA menjatuhkan:
Denda 5.000 CHF (sekitar Rp100 juta)
Larangan tampil di empat pertandingan resmi berikutnya
Dalam putusan resmi, FIFA menegaskan bahwa tindakan Shayne termasuk dalam kategori “Perilaku tidak sportif terhadap ofisial pertandingan.”
Absennya Shayne menjadi kerugian besar bagi Indonesia. Pemain berdarah Belanda itu merupakan sosok penting di lini sayap dan beberapa kali menjadi penentu kemenangan timnas.
Nasib serupa menimpa gelandang Persib Bandung, Thom Haye, yang juga dianggap melakukan pelanggaran terhadap wasit. Ia dinilai memprotes keputusan wasit secara berlebihan serta terlibat adu argumen keras setelah pertandingan.
Thom Haye juga mendapat:
Denda 5.000 CHF
Sanksi larangan bermain selama empat pertandingan
Haye, yang dikenal sebagai jenderal lapangan tengah Indonesia, menjadi salah satu motor permainan Garuda. Sanksi ini kemungkinan besar membuat pelatih timnas harus melakukan perubahan besar dalam strategi lini tengah.
Absennya dua pilar utama dalam empat pertandingan mendatang membuat perjuangan Indonesia di sisa babak kualifikasi semakin sulit. Para pengamat menilai, ini menjadi ujian berat bagi pelatih untuk menyiapkan opsi rotasi yang efektif.
Dengan sanksi tersebut, Indonesia harus mengandalkan pemain-pemain muda dan alternatif lain yang mungkin belum memiliki pengalaman internasional selevel kedua pemain tersebut.
Sejumlah pihak meminta PSSI mengambil langkah korektif, baik terkait pengawasan suporter maupun pembinaan mental pemain timnas agar lebih siap menghadapi tekanan pertandingan internasional.
Sanksi dari FIFA ini menjadi alarm keras bagi sepak bola Indonesia. Selain denda besar, kehilangan dua pemain kunci berpotensi mempengaruhi peluang Indonesia untuk melaju ke babak selanjutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Meski pahit, keputusan FIFA ini bisa menjadi momentum bagi PSSI untuk membenahi tata kelola pertandingan, mengedukasi suporter, dan memperkuat mentalitas pemain.
Sepak bola internasional menuntut profesionalisme penuh, dan kejadian ini menjadi pengingat bahwa sekecil apa pun tindakan tidak disiplin akan berujung pada konsekuensi besar.
(Redaksi)