IMG-LOGO
Home Sosok Profil Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum yang Jadi Korban Pelecehan di Ruang Publik
sosok | umum

Profil Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum yang Jadi Korban Pelecehan di Ruang Publik

oleh VNS - 07 November 2025 14:07 WITA
IMG
Insiden mengejutkan menimpa Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum pada Selasa (4/11). Foto:Ist

IDENESIA.CO - Insiden mengejutkan menimpa Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum pada Selasa (4/11), ketika seorang pria melakukan pelecehan seksual terhadapnya saat ia tengah berjalan kaki menuju sebuah pertemuan resmi. Peristiwa itu tidak hanya memicu kecaman nasional, tetapi juga menegaskan kembali urgensi perlindungan terhadap perempuan bahkan di level pemimpin negara.


Dalam konferensi pers pada Rabu (5/11), Sheinbaum membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan kronologi secara langsung. Menurutnya, ia memutuskan berjalan kaki dari kediamannya di Istana Nasional menuju Kementerian Pendidikan, sebuah kebiasaan yang kerap ia lakukan untuk menyapa warga di sekitarnya.

“Kami memutuskan untuk berjalan kaki. Banyak orang menyapa kami di sepanjang jalan dan tidak ada masalah sampai seorang pria mabuk datang dan saya mengalami pelecehan ini,” ujar Sheinbaum, dikutip CNN Meksiko.

Dalam video yang diperoleh CNN Meksiko, tampak Sheinbaum berjalan dikelilingi warga yang antusias menyapa. Suasana berubah tegang ketika seorang pria mendekat dari belakang, merangkul sang presiden, lalu menyentuh payudaranya. Pria tersebut bahkan sempat mencoba memeluk dan mencium Sheinbaum di hadapan warga yang berkerumun.

Petugas keamanan yang mendampingi Sheinbaum segera menahan pelaku. Kini pria tersebut resmi ditahan dan sedang menjalani proses hukum. Sheinbaum telah melayangkan gugatan resmi ke Kejaksaan Agung Kota Meksiko.

“Tindakan ini tidak hanya menyerang saya sebagai individu, tetapi juga sebagai perempuan dan sebagai presiden,” tegas Sheinbaum.

Peristiwa tersebut memicu reaksi keras dari aktivis perempuan dan publik Meksiko yang menyebut kejadian itu sebagai simbol rapuhnya keamanan perempuan, bahkan bagi figur tertinggi negara.

Insiden ini menarik perhatian dunia bukan hanya karena statusnya sebagai korban, tetapi juga karena Claudia Sheinbaum adalah sosok historis presiden perempuan pertama Meksiko sepanjang 200 tahun lebih kemerdekaan negara itu.

Sheinbaum dilantik tahun 2024 setelah memenangkan pemilu dengan dukungan kuat dari basis progresif dan generasi muda. Ia dikenal sebagai ilmuwan, aktivis lingkungan, dan politisi berlatar belakang akademis yang kuat.

Claudia Sheinbaum lahir tahun 1962 di Meksiko City dari keluarga Yahudi keturunan imigran Eropa. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kedua orang tuanya dikenal aktif dalam gerakan mahasiswa tahun 1960-an, sehingga Sheinbaum tumbuh dalam keluarga yang sarat nilai-nilai politik progresif.

Ayahnya adalah anggota Partai Komunis Meksiko, sementara ibunya seorang ilmuwan. Kondisi inilah yang menguatkan karakter Sheinbaum sebagai sosok intelektual yang peka pada isu sosial.

Sejak kecil, Sheinbaum mengikuti kelas balet selama lebih dari 13 tahun sebelum akhirnya memilih jalur akademik. Ia menempuh pendidikan fisika di Universitas Nasional Otonom Meksiko (UNAM), universitas terbesar dan paling prestisius di negara itu.

Saat kuliah, Sheinbaum terjun aktif dalam gerakan mahasiswa, yang pada 1986 mencapai puncaknya dengan pembentukan Consejo Estudiantil Universitario (CEU). Gerakan ini turut membentuk karakter politik Sheinbaum sebagai sosok yang berpihak pada kelas pekerja dan kelompok rentan.

Sheinbaum kemudian melanjutkan studi doktoralnya di Lawrence Berkeley National Laboratory di California, AS. Penelitiannya berfokus pada penggunaan energi dan tren konsumsi energi di Meksiko dibanding negara-negara industri. Ia kembali ke UNAM pada 1995 sebagai bagian dari fakultas teknik.

Sheinbaum mulai dikenal publik ketika pada tahun 2000, Wali Kota Meksiko City Andres Manuel Lopez Obrador yang kelak menjadi Presiden Meksiko mengangkatnya sebagai Menteri Lingkungan Hidup. Ia memimpin pembangunan sistem transportasi massal Metrobus dan proyek-proyek besar lain di ibu kota.

Pada 2015, Sheinbaum terpilih menjadi kepala distrik Tlalpan, sebuah wilayah besar di Meksiko City. Lalu pada 2018, ia membuat sejarah sebagai wanita pertama dan warga keturunan Yahudi pertama yang menjadi Wali Kota Meksiko City, kota berpenduduk lebih dari 9 juta orang.

Prestasinya inilah yang mendorong Partai Morena mencalonkannya sebagai Presiden Meksiko pada 2024. Ia kemudian memenangkan pemilu secara telak.

Insiden pelecehan terhadap Presiden Sheinbaum kini menjadi sorotan internasional. Banyak analis menilai kasus ini menunjukkan tiga hal penting:

  1. Kekerasan seksual tidak mengenal status sosial maupun jabatan.
    Jika presiden pun bisa dilecehkan di ruang publik, maka perempuan lain dengan kondisi lebih rentan pun berpotensi mengalami hal yang lebih parah.

  2. Masalah misogini dan kekerasan terhadap perempuan masih menjadi akar persoalan di Meksiko.
    Negara itu dikenal memiliki tingkat femisida tertinggi di dunia.

  3. Sheinbaum menunjukkan sikap tegas untuk melawan kekerasan gender.
    Langkah hukumnya dipuji sebagai contoh kepemimpinan perempuan yang tidak mentoleransi kekerasan apa pun.

Sheinbaum menutup konferensi pers dengan satu pesan kuat:

“Sebagai perempuan, kita punya hak untuk hidup bebas dari kekerasan. Sebagai presiden, saya akan memastikan hukum melindungi seluruh perempuan Meksiko.” tutupnya.

(Redaksi)