IMG-LOGO
Home Internasional Suriah Siap Teken Kesepakatan dengan Israel, Tegaskan Tak Ada Normalisasi
internasional | umum

Suriah Siap Teken Kesepakatan dengan Israel, Tegaskan Tak Ada Normalisasi

oleh VNS - 21 September 2025 10:39 WITA
IMG
Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, menyatakan bahwa negosiasi dengan Israel sudah mendekati tahap akhir dan berpotensi menghasilkan kesepakatan baru. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, menyatakan bahwa negosiasi dengan Israel sudah mendekati tahap akhir dan berpotensi menghasilkan kesepakatan baru. Ia menegaskan, kesepakatan ini akan mirip dengan perjanjian tahun 1974, namun tidak berarti normalisasi hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.


Dilansir Al Arabiya, Sabtu (20/9/2025), pernyataan itu disampaikan al-Sharaa dalam wawancara dengan harian Turki Milliyet dan disiarkan oleh Televisi Suriah pada Jumat (19/9). Ia menekankan, Suriah memahami cara berperang, tetapi tidak lagi menginginkan konflik bersenjata.

Kesepakatan tersebut dimediasi oleh Amerika Serikat, yang disebut berperan aktif dalam mendorong tercapainya titik temu. Kendati demikian, al-Sharaa mengingatkan bahwa komitmen Israel terhadap perjanjian keamanan kerap diragukan.

Ia juga menyinggung kerusuhan di Sweida yang belakangan mengguncang Suriah. Menurutnya, insiden itu adalah jebakan yang sengaja dimainkan saat perundingan hampir rampung.

“Serangan Israel ke istana presiden dan Kementerian Pertahanan Suriah baru-baru ini jelas merupakan deklarasi perang. Tetapi, mencapai kesepakatan keamanan dengan Israel adalah langkah yang tak bisa dihindari,” ujarnya.

Al-Sharaa diperkirakan akan hadir dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan depan. Kehadiran ini akan menjadi pertama kalinya dalam enam dekade seorang presiden Suriah hadir langsung di forum internasional tersebut.

Ia menyebut momentum ini sebagai titik balik baru bagi Suriah. Negara itu, menurutnya, kini berupaya tampil sebagai bagian dari sistem internasional, bukan lagi dikenal sebagai pengekspor narkoba, pengungsi, atau terorisme.

Meski masih menyisakan ketegangan, pernyataan al-Sharaa menegaskan keinginan Damaskus untuk mengakhiri siklus konflik panjang dengan Israel. Dengan perjanjian baru yang hampir rampung, Suriah berharap bisa membuka babak baru di kawasan Timur Tengah, meskipun normalisasi penuh hubungan diplomatik tetap ditolak.

(Redaksi)