IMG-LOGO
Home Nasional Tradisi Pidato RI di PBB: Prabowo Debut Perdana, Jejak Para Presiden Terdahulu
nasional | umum

Tradisi Pidato RI di PBB: Prabowo Debut Perdana, Jejak Para Presiden Terdahulu

oleh VNS - 21 September 2025 10:11 WITA
IMG
Momen saat Presiden Megawati berpidato di Sidang Umum PBB 2003. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Presiden Prabowo Subianto dipastikan akan tampil perdana di panggung dunia melalui Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). Dalam forum internasional bergengsi itu, Prabowo dijadwalkan berpidato pada urutan ketiga setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat.


Kehadiran Prabowo menandai kelanjutan tradisi Indonesia untuk menyuarakan kepentingan global di Sidang Umum PBB. Sejauh ini, hanya lima dari tujuh presiden Indonesia yang pernah menyampaikan pidato langsung di forum tersebut.

Apa Itu Sidang Umum PBB?

Sidang Umum PBB (United Nations General Assembly/UNGA) merupakan forum musyawarah tertinggi yang melibatkan seluruh 193 negara anggota dengan hak suara yang sama. Sidang ini rutin digelar setiap tahun sejak pertengahan September di markas besar PBB, New York.

Sesi yang paling dinantikan adalah General Debate, di mana para kepala negara dan pemerintahan menyampaikan pandangan terkait isu-isu global dalam pidato berdurasi sekitar 15-20 menit. Tahun ini, Debat Umum Tingkat Tinggi dijadwalkan berlangsung pada 23 September 2025.

Jejak Presiden Indonesia di PBB

  1. Soekarno (1960)
    Presiden pertama RI tampil di Sidang Umum PBB ke-15 pada 30 September 1960. Dalam pidatonya yang terkenal berjudul “To Build the World Anew”, Bung Karno mengusung anti-imperialisme, solidaritas Asia-Afrika, dan memperkenalkan Pancasila sebagai ideologi alternatif dunia. Pidato berdurasi 90 menit itu dikenang sebagai salah satu orasi monumental yang melambungkan posisi Indonesia di kancah internasional.

  2. Soeharto (1992 & 1995)
    Presiden Soeharto berpidato di Sidang Umum ke-47 pada 24 September 1992, membawa Pesan Jakarta hasil KTT Gerakan Non-Blok di Jakarta. Ia kembali berpidato pada 1995 dalam momentum ulang tahun ke-50 PBB. Kehadirannya menegaskan peran Indonesia sebagai juru bicara negara-negara berkembang.

  3. Megawati Soekarnoputri (2001 & 2003)
    Megawati hadir pada Sidang Umum 2001, beberapa hari setelah tragedi 9/11. Sebagai pemimpin negara muslim terbesar, ia menolak stigmatisasi Islam dan menyerukan perdamaian global. Pada 2003, Megawati menekankan pentingnya reformasi PBB agar lebih relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan dunia.

  4. Susilo Bambang Yudhoyono (2007-2014)
    SBY tercatat enam kali berpidato di Sidang Umum PBB. Dari isu perdamaian global, krisis pangan dan energi, hingga peran Indonesia sebagai demokrasi terbesar di Asia, semua ia angkat. Pidato terakhirnya pada 2014 menekankan pentingnya memutus kaitan antara terorisme dan Islam, sekaligus menyerukan penghentian perang demi stabilitas dunia.

  5. Joko Widodo (2020 & 2021, virtual)
    Jokowi tidak pernah hadir langsung ke markas PBB. Pidatonya hanya disampaikan secara virtual pada 2020 dan 2021 saat pandemi Covid-19 melanda. Pada tahun-tahun berikutnya, Indonesia diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla atau Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Gus Dur & BJ Habibie

BJ Habibie tidak pernah hadir di Sidang Umum PBB karena masa jabatannya singkat (1998-1999) di tengah krisis politik. Gus Dur sempat hadir pada Sidang Umum 2000 dalam momen Millennium Declaration, namun tidak berpidato. Ia baru kembali ke PBB pada 2003 sebagai tokoh sipil usai lengser, saat menerima penghargaan Global Tolerance Award.

Prabowo Melanjutkan Tradisi

Dengan tampilnya Prabowo di panggung Sidang Umum PBB, Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam diplomasi global. Pidato perdana Prabowo diprediksi akan menyoroti perdamaian internasional, ketahanan pangan, serta peran Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan.

Langkah ini sekaligus menandai kembalinya Indonesia ke garis depan diplomasi internasional setelah era Jokowi yang kerap absen langsung dari forum PBB.

(Redaksi)