IMG-LOGO
Home Internasional Anggota DPR Belanda Diusir dari Parlemen Akibat Kenakan Busana Berwarna Bendera Palestina
internasional | umum

Anggota DPR Belanda Diusir dari Parlemen Akibat Kenakan Busana Berwarna Bendera Palestina

oleh VNS - 21 September 2025 09:55 WITA
IMG
Anggota DPR Belanda Esther Ouwehand kenakan pakaian mirip Bendera Palestina saat Paripurna. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Sebuah insiden terjadi di parlemen Belanda ketika anggota DPR dari Partij voor de Dieren (PvdD) atau Partai untuk Hewan, Esther Ouwehand, diminta keluar dari ruang sidang usai mengenakan pakaian dengan warna yang menyerupai bendera Palestina. Peristiwa itu berlangsung pada Kamis (18/9/2025) saat digelarnya debat mengenai anggaran nasional.


Ketua DPR Belanda, Martin Bosma, menghentikan jalannya sidang setelah melihat pakaian yang dikenakan Ouwehand. Bosma menilai busana tersebut dianggap sebagai bentuk pernyataan politik yang tidak sesuai dengan prinsip netralitas yang berlaku di ruang parlemen.

“Saya merasa keberatan Anda sekarang berdiri di sini dengan bendera ini,” ucap Bosma menegur Ouwehand di tengah jalannya sidang.

Ouwehand saat itu mengenakan blus berwarna merah, putih, hijau, dan hitam identik dengan warna bendera Palestina. Ia menolak anggapan bahwa busananya melanggar aturan parlemen.

“Saya membaca aturan dan tidak menemukan larangan menyampaikan pidato sambil mengenakan blus berwarna merah, hijau, putih, dan hitam,” balas Ouwehand.

Dalam pernyataannya, Ouwehand menegaskan bahwa sikapnya adalah bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina, khususnya warga Gaza yang tengah menghadapi penderitaan akibat konflik berkepanjangan.

“Kami berdiri di sini sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina. Namun yang lebih penting, semua nilai yang tidak berdaya harus ditempatkan sebagai pusat perhatian. Kita hanya bisa maju jika berani melindungi kelompok paling rentan,” tegasnya.

Meski demikian, Ketua DPR kembali menekankan agar Ouwehand mengganti pakaian bila ingin melanjutkan pidatonya. 

“Sekali lagi, saya ingin meminta Anda berganti pakaian lain lalu kembali lagi,” ujar Bosma.

Menanggapi permintaan tersebut, Ouwehand memilih meninggalkan ruang sidang. Namun, beberapa waktu kemudian ia kembali hadir dengan busana berbeda yang tetap sarat makna simbolik. Kali ini ia mengenakan kemeja merah muda dengan bintik hitam, dipadukan dengan celana hijau kombinasi warna yang menyerupai buah semangka.

Buah semangka sendiri dikenal sebagai simbol perlawanan dan solidaritas terhadap Palestina sejak tahun 1960-an, setelah Israel melarang pengibaran bendera Palestina. Warna merah, hijau, putih, dan hitam dari buah semangka dijadikan pengganti bendera dalam berbagai bentuk ekspresi budaya maupun perlawanan sipil.

Insiden ini pun menyoroti perdebatan lebih luas di Belanda mengenai kebebasan berekspresi, netralitas parlemen, dan posisi politik negara itu dalam menyikapi konflik Israel-Palestina.

(Redaksi)