IMG-LOGO
Home Nasional Tarif Trump Ancam Industri Nasional, Produk Vietnam hingga China Banjiri Indonesia
nasional | umum

Tarif Trump Ancam Industri Nasional, Produk Vietnam hingga China Banjiri Indonesia

oleh VNS - 06 April 2025 15:41 WITA
IMG
POTRET - Barang asal china (Istimewa)

IDENESIA.CO - Kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan tekanan ganda bagi Indonesia.

Tak hanya menggerus potensi ekspor ke AS, kebijakan tersebut juga membuka peluang bagi produk negara tetangga seperti Vietnam, Kamboja, dan China untuk membanjiri pasar domestik Indonesia.

“Ketika tarif resiprokal diterapkan, brand global otomatis mengurangi pemesanan ke pabrik Indonesia. Sebaliknya, produk-produk dari negara pesaing justru masuk ke pasar Indonesia karena mereka mencari alternatif pasar ekspor,” ujar Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudistira, di Jakarta, Sabtu (5/4/2025).

Data menunjukkan, pada tahun 2024, 61,4% ekspor pakaian jadi Indonesia ditujukan ke pasar AS, sementara alas kaki mencapai 33,8%.

Dengan adanya hambatan tarif dari AS, pasar-pasar utama Indonesia di sektor padat karya ikut terpukul.

Lebih lanjut, Bhima memperingatkan potensi limpahan produk tekstil dan pakaian dari Vietnam, Kamboja, dan China yang kini dikenakan tarif tinggi oleh AS (masing-masing 34%, 46%, dan 49%).

Produk-produk itu kemungkinan besar akan dialihkan ke pasar regional, termasuk Indonesia.

“Permendag 8/2024 yang belum direvisi turut memperparah kondisi.

Kebijakan ini membuat pelaku ekspor sulit bergerak, sementara produk impor terus masuk. Industri tekstil dan alas kaki kita sedang dalam tekanan besar,” katanya.

Menurut Bhima, solusi jangka pendek tak cukup hanya merespons tarif dengan kelonggaran pajak atau insentif. Indonesia perlu mengejar relokasi industri, menciptakan ekosistem investasi yang ramah, serta menyiapkan infrastruktur energi dan SDM yang kompetitif.

“Jika regulasi tak konsisten dan birokrasi berbelit, kita bukan hanya kalah di pasar luar negeri, tapi juga terancam kehilangan pangsa pasar domestik,” pungkasnya.

(Redaksi)