IMG-LOGO
Home Nasional Apel Hari Pahlawan di TMP, Saefuddin Zuhri Sebut Santri Benteng Moral Bangsa
nasional | umum

Apel Hari Pahlawan di TMP, Saefuddin Zuhri Sebut Santri Benteng Moral Bangsa

oleh VNS - 10 November 2025 14:38 WITA
IMG
Kehadiran Saefuddin Zuhri ditengah Suasana hening dan penuh hormat menyelimuti Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bangsa, Samarinda, pada Senin (10/11/2025) pagi. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bangsa Samarinda tampak berbeda pada Senin (10/11/2025) pagi. Biasanya sunyi, hari itu kawasan makam dipenuhi ratusan santri dan tokoh agama yang hadir dengan pakaian rapi, membawa bunga tabur, dan wajah khidmat. Mereka datang untuk mengikuti apel peringatan Hari Pahlawan yang dikolaborasikan dengan peringatan Hari Santri Nasional oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Samarinda.


Sejak pukul 07.00 WITA, para santri mulai memenuhi area TMP. Mereka berbaris rapi dipandu oleh pengurus PCNU dan Banser. Lantunan tahlil dan doa menggema dari pengeras suara, menyeruak di tengah barisan makam para pejuang. Suasana yang tercipta bukan hanya sakral, tetapi juga menyentuh perasaan banyak peserta yang hadir untuk mengenang jasa pahlawan sekaligus merenungi peran generasi muda dalam meneruskan nilai perjuangan.

Kegiatan dimulai dengan pembacaan tahlil untuk para syuhada bangsa, dipimpin langsung oleh jajaran ulama NU. Setelahnya, peserta apel dipandu Banser dan pengurus PCNU melakukan prosesi tabur bunga di setiap pusara pahlawan. Santri-santri muda tampak antusias sekaligus haru, seolah menyadari bahwa ruang tempat mereka berdiri adalah saksi bisu perjalanan panjang bangsa menuju kemerdekaan.

Di tengah suasana tersebut, Wakil Wali Kota Samarinda, H. Saefuddin Zuhri, hadir memberikan sambutan sekaligus menyampaikan apresiasi kepada PCNU atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

“Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada NU Kota Samarinda. Kegiatan ini sangat berarti, bukan hanya seremonial tetapi menjadi pengingat bagi kita tentang jasa para pejuang dan pentingnya menjaga semangat kebangsaan,” ujar Saefuddin.

Dalam arahannya, Saefuddin Zuhri menekankan bahwa santri memiliki peran historis dalam perjuangan bangsa. Menurutnya, hubungan antara santri dan pahlawan bukan hanya tercatat dalam sejarah, tetapi melekat dalam nilai-nilai yang sampai hari ini masih dijaga.

“Santri itu pejuang, Jika dulu para pahlawan mengorbankan jiwa dan raga, maka santri sekarang berjuang di medan yang berbeda: medan ilmu, akhlak, dan moralitas.”  tegasnya. 

Ia menegaskan bahwa perjuangan zaman modern tidak lagi tentang mengangkat senjata, tetapi melawan berbagai tantangan sosial seperti kemiskinan, kebodohan, intoleransi, dan degradasi moral. Santri, menurutnya, adalah benteng utama dalam menjaga nilai-nilai peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Saefuddin mengingatkan bahwa generasi muda, terutama santri, harus memahami bahwa perjuangan bangsa belum usai. Ia mengajak para santri untuk terus mengembangkan diri, memperkuat pendidikan, dan menjaga akhlak.

“Perjuangan hari ini bukan melawan penjajahan fisik, tapi melawan berbagai persoalan sosial. Pemerintah butuh dukungan para ulama dan santri untuk membangun karakter masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap peran NU, khususnya di Samarinda, yang terus menjaga moralitas masyarakat serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan sosial-keagamaan.

“NU selalu berada di garis depan dalam menjaga nilai kebangsaan dan keislaman. Pemerintah Kota Samarinda akan terus bersinergi dengan NU untuk menciptakan masyarakat yang religius dan berdaya,” ujarnya.

Ketua PCNU Kota Samarinda, KH Asy’ari Hasan, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar agenda tahunan, tetapi wujud penghormatan terhadap jasa para pahlawan. Ia juga menekankan bahwa santri memiliki ruh perjuangan yang sama seperti para pejuang kemerdekaan.

“Santri dan pahlawan memiliki ruh yang sama berjuang tanpa pamrih,” ujarnya. “Kalau dulu santri ikut berperang dengan semangat jihad dan doa, hari ini mereka berjuang lewat ilmu dan akhlak.”

KH Asy’ari berharap agar kegiatan tahlil dan apel ini dapat mempererat hubungan antara santri, tokoh agama, dan pemerintah.

Selain PCNU dan ulama, kegiatan ini juga dihadiri oleh Banser, Ansor, tokoh masyarakat, serta santri dari berbagai pesantren di Kota Samarinda. Setelah apel, peserta menyebar ke area makam untuk menaburkan bunga. Banyak santri yang mengambil momen ini untuk berfoto bersama atau sekadar merenung di hadapan makam pahlawan.

Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi santri dari berbagai pondok pesantren. Banyak dari mereka saling bertegur sapa, berbagi cerita, hingga berdiskusi ringan tentang sejarah para pahlawan.

Mengakhiri kegiatan, Saefuddin Zuhri kembali menyerukan pesan penting kepada generasi muda.

“Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga nilai perjuangan. Jangan biarkan semangat para pahlawan hanya tinggal di buku sejarah. Teruskan melalui semangat belajar, kerja nyata, dan pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

Apel dan tahlil bersama PCNU Samarinda ini tidak hanya menjadi peringatan Hari Pahlawan dan Hari Santri, tetapi juga momentum refleksi bagi seluruh peserta tentang makna perjuangan, pengorbanan, dan tanggung jawab masa depan.

Bagi para santri, kegiatan ini bukan sekadar upacara, tetapi peneguhan bahwa mereka adalah mata rantai penting dalam perjalanan bangsa penerus semangat juang para pahlawan.

(Redaksi)