IMG-LOGO
Home Iptek Hindari Macet, Kalangan "Sultan" Jakarta Sewa Helikopter Rp32 Juta per Jam
iptek | umum

Hindari Macet, Kalangan "Sultan" Jakarta Sewa Helikopter Rp32 Juta per Jam

oleh VNS - 07 Agustus 2025 13:26 WITA
IMG
Beberapa helikopter dari WhiteSky Aviation yang disewa dengan harga Rp 32 Juta per jam (Ist)

IDENESIA.CO - Dari hari ke hari, warga kota besar Jakarta harus bersabar menempuh perjalanan panjang yang seharusnya bisa ditempuh dalam hitungan menit. Namun, tidak semua orang memilih jalur yang sama.

Segelintir kalangan berduit di Ibu Kota kini memiliki cara instan untuk menghindari kemacetan yaitu menyewa helikopter. Dengan tarif mencapai Rp32 juta per jam, mobilitas lewat udara menjadi opsi gaya hidup eksklusif bagi mereka yang mementingkan efisiensi waktu dan tentu saja, mampu membayar harganya.

Ari Nurwanda, Chief Commercial Officer (CCO) Whitesky Aviation, mengonfirmasi bahwa praktik ini bukan sekadar cerita fiksi.

“Pernah ada (yang sewa helikopter hanya untuk hindari macet). Biasanya pengusaha yang mau meeting penting ke pusat kota Jakarta,” ujar Ari saat berbincang dengan detikOto di Cengkareng, Jakarta Barat.

Menurut Ari, meski jarak Jakarta terlihat kecil bila ditarik garis lurus, kompleksitas jalur darat membuat mobilitas terasa panjang dan melelahkan.

“Jalan darat itu kalau dilihat dari garis lurus terasa dekat. Tapi di jalan itu ada lumpur, berlubang, segala macam, berliku. Sehingga dia harus spend waktu berjam-jam. Ketika mereka menggunakan helikopter, yang tadinya satu hari hanya satu titik, dengan helikopter dia bisa tiga titik,” jelasnya.

Gaya Hidup Serba Efisien

Pilihan menggunakan helikopter ini bukan sekadar soal kenyamanan, melainkan juga strategi untuk menghemat waktu dalam jadwal yang padat. Beberapa klien, menurut Ari, adalah pengusaha yang sedang membawa calon investor berkunjung ke beberapa lokasi proyek (site visit).

“Kalau investor dibawa ke jalan darat sebenarnya bisa, tapi dia pakai helikopter biar efisiensi waktu,” tambahnya.

Dengan moda transportasi eksklusif ini, dalam satu hari seseorang bisa menghadiri rapat pagi di Jakarta Selatan, mengunjungi lokasi proyek di Bogor pada siang hari, lalu kembali ke pusat kota untuk jamuan malam semua tanpa terjebak macet.

Biaya Fantastis, Akses Mudah

Meskipun terlihat eksklusif, Ari mengatakan bahwa skema penyewaan helikopter tidak rumit. Siapa pun yang mampu membayar cukup menghubungi layanan call center, menentukan rute dan jadwal, lalu unit helikopter siap diterbangkan.

“Tarifnya memang bervariasi, tergantung tipe helikopter. Tapi untuk tipe kecil, mulai dari US$2.000 per jam, sudah termasuk pilot bersertifikasi,” katanya.

Helikopter yang disewakan biasanya sudah termasuk semua kebutuhan operasional dasar, termasuk kru profesional, izin terbang, serta opsi rute yang disesuaikan dengan kebutuhan klien.

Simbol Status dan Privilege

Fenomena ini tidak hanya bicara soal efisiensi, tetapi juga mencerminkan transformasi gaya hidup kelas atas urban yang makin mengejar kemewahan praktis. Menyewa helikopter tak lagi hanya untuk keperluan medis atau bencana, tetapi menjadi simbol status baru bagi kalangan yang disebut publik sebagai "sultan".

Di sisi lain, fenomena ini menciptakan kontras tajam dengan jutaan pengguna jalan lainnya yang harus rela berjam-jam di jalanan setiap hari, dari pengemudi ojek daring hingga pekerja kantoran.

Transportasi Udara, Tren Masa Depan?

Apakah ini tren masa depan atau hanya selingan mewah segelintir orang?

Menurut Ari, tren ini akan terus berkembang, terutama di kota-kota besar dengan lalu lintas padat.

“Kebutuhan mobilitas cepat akan makin tinggi. Dan helikopter bisa jadi solusi, selama regulasi dan infrastrukturnya mendukung,” tuturnya.

Whitesky Aviation sendiri tengah mengembangkan konsep urban air mobility yang lebih sistematis, termasuk helipad-helipad di titik strategis kota serta rencana integrasi teknologi canggih seperti eVTOL (electric vertical takeoff and landing).

(Redaksi)