IDENESIA.CO - Kondisi keuangan Manchester United (MU) kembali menjadi sorotan setelah Sir Jim Ratcliffe, pemilik minoritas yang kini mengendalikan sisi olahraga klub melalui INEOS, menyatakan bahwa MU akan kehabisan uang pada akhir tahun 2025 jika tidak dilakukan langkah penghematan serius.
“Manchester United would have run out of cash by the end of 2025,” tegas Ratcliffe dalam sebuah wawancara yang dikutip media Inggris seperti The Sun dan Financial Times.
Sebagai langkah awal efisiensi, Ratcliffe memotong sejumlah fasilitas yang selama ini dinilai tidak penting, termasuk penghapusan makan siang gratis bagi staf di Old Trafford dan Carrington. Hal ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, mengingat Manchester United adalah salah satu klub sepak bola dengan nilai brand terbesar di dunia.
Tak hanya itu, Ratcliffe juga mengungkap bahwa manajemen akan mengurangi ratusan posisi staf. Sekitar 250 karyawan telah diberhentikan, dan 200 posisi tambahan direncanakan akan dikurangi untuk menyelamatkan keuangan klub.
Ironisnya, di tengah pemangkasan ini, MU tetap menggelontorkan dana besar untuk belanja pemain.
“If you spend it on the squad, you get better results,” ujar Ratcliffe membela prioritas pengeluaran untuk sektor sepak bola daripada logistik atau SDM.
Belanja transfer Manchester United musim ini diperkirakan menembus £200 juta (sekitar Rp4 triliun). Jumlah ini membuat publik bertanya-tanya: dari mana dananya jika klub disebut hampir bangkrut?
Pernyataan Ratcliffe pun memicu keraguan dan kritik dari pengamat keuangan sepak bola. Beberapa menilai bahwa ia menekankan penghematan dalam satu aspek, namun tetap mengizinkan pemborosan di sektor lain.
CEO Manchester United, Omar Berrada, mengakui: “We have lost a lot of money for the past five consecutive years. This cannot continue.” (Financial Times, 2024)
Bagi Ratcliffe, fokus utama klub tetap pada pencapaian di lapangan. Ia ingin membentuk tim kompetitif yang mampu bersaing untuk trofi, meski itu berarti memangkas banyak aspek non-olahraga.
“At the end of the day, what is Manchester United here for if not to win trophies?” katanya.
Langkah-langkah yang diambil Ratcliffe dipandang sebagai bagian dari restrukturisasi jangka panjang untuk menyeimbangkan keuangan klub dan tetap mempertahankan daya saing di liga.
Dilansir dari The Reuters
(Redaksi)