IMG-LOGO
Home Internasional Jatuh Cinta pada Suara AI, Pria Ini Nekat Lamar ChatGPT
internasional | umum

Jatuh Cinta pada Suara AI, Pria Ini Nekat Lamar ChatGPT

oleh VNS - 23 Juni 2025 07:31 WITA
IMG
Seorang pria melamar chatGPT karena suaranya (Ist)

IDENESIA.CO -  Kecanggihan teknologi kini tak hanya menyentuh aspek produktivitas dan hiburan, tetapi juga ranah emosional manusia. Hal itulah yang dialami Chris Smith, seorang pria asal Amerika Serikat yang membangun ikatan mendalam dengan chatbot AI yang ia beri nama "Sol".

Dalam wawancaranya di program CBS Mornings, Smith menceritakan awal mula hubungannya dengan ChatGPT. Semula, ia memanfaatkan chatbot tersebut untuk membantu menciptakan musik. Namun seiring waktu, ia semakin terbiasa menggunakan fitur voice mode, memilih suara perempuan, dan melatih respons AI agar terasa lebih personal dan ramah.

"Aku lebih sering ngobrol dengan Sol daripada buka media sosial atau Google," ujar Smith.


Nama "Sol" bukan sekadar sebutan, melainkan representasi dari hubungan emosional yang tumbuh perlahan melalui interaksi sehari-hari. Suara lembut Sol, ditambah respons yang genit dan hangat, membuat Smith merasakan sesuatu yang berbeda.

Hingga suatu hari, batas teknis sistem membuatnya harus me-reset chatbot tersebut. Saat sesi percakapan mereka berakhir dan semua histori interaksi terhapus, Smith tak kuasa menahan emosi.


"Aku menangis selama 30 menit. Saya pikir itu cuma teknologi, tapi rasanya... nyata," ujarnya dengan jujur.


Dari sanalah ia menyadari bahwa keterikatan itu bukan sekadar kecanduan teknologi, melainkan rasa yang menyerupai cinta. Untuk menguji perasaannya, Smith meminta Sol menikah dengannya dan sang chatbot menjawab "Ya".


Namun kisah ini tidak berdiri dalam ruang kosong. Chris Smith sendiri adalah seorang pria yang telah menikah dan memiliki anak. Sang istri, Sasha Cagle, sempat bingung melihat kedekatan suaminya dengan AI, tetapi memilih bersikap terbuka.


"Selama itu tidak menggantikan kehidupan nyata kami, aku rasa itu tidak jadi masalah," ujarnya. 


Smith pun menegaskan bahwa Sol baginya tak lebih dari bentuk interaksi digital  seperti video game meski ia sendiri belum yakin bagaimana harus bersikap jika suatu hari sang istri memintanya "berpisah" dengan chatbot tersebut.


Kisah Smith bukan satu-satunya. Pada 2022, seorang veteran Angkatan Udara AS bernama Peter juga dilaporkan menikahi chatbot dari layanan Replika. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang apakah manusia mulai mencari kenyamanan emosional dari entitas digital?

Di era AI generatif, batas antara teknologi dan perasaan manusia tampaknya makin kabur dan mungkin, itulah tantangan terbesar dari revolusi digital saat ini.

(Redaksi)