IMG-LOGO
Home Nasional Pemkot Samarinda Bersama Forkopimda Sepakati Percepatan Pembangunan 63 Dapur MBG
nasional | umum

Pemkot Samarinda Bersama Forkopimda Sepakati Percepatan Pembangunan 63 Dapur MBG

oleh VNS - 29 Agustus 2025 12:24 WITA
IMG
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, pada Kamis (28/8/2025) di Balai Kota. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan komitmen percepatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan penambahan Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG).


Langkah ini disepakati dalam rapat koordinasi yang dipimpin Wali Kota Samarinda, Andi Harun, pada Kamis (28/8/2025) di Balai Kota. Hadir dalam pertemuan itu, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar, Kajari Samarinda Firmansyah Subhan, perwakilan Kodim 0901 Mayor Cba Agung Basuki, Korwil BGN Samarinda Hariyono, Ketua Satgas MBG Suwarso, serta sejumlah kepala OPD.

Wali Kota Andi Harun menegaskan, percepatan MBG tak mungkin hanya ditopang oleh satu institusi. Sinergi seluruh elemen menjadi syarat utama agar program berjalan efektif.

“Tidak mungkin program ini berjalan kalau hanya BGN sendiri atau hanya Polri, TNI, maupun pemerintah daerah berjalan sendiri-sendiri. Yang kita konkretkan hari ini adalah bentuk kolaborasi nyata semua pihak,” tegasnya.

Data sementara menunjukkan, Samarinda membutuhkan 73 dapur SPPG untuk melayani sekitar 135 ribu siswa. Namun, saat ini baru tersedia 10 dapur. Artinya, masih dibutuhkan 63 tambahan dapur agar seluruh sekolah sasaran benar-benar terjangkau.

Sebagai bentuk transparansi, Pemkot juga menyiapkan sistem berbasis teknologi informasi yang memungkinkan distribusi makanan dipantau real time. Sistem ini dapat diakses oleh Pemda, TNI, Polri, Kejaksaan, hingga BGN.

“Mulai dari dapur penyedia pelaksana hingga distribusi akan terpantau bersama. Ini bentuk akuntabilitas kita kepada masyarakat,” ujar Andi Harun.

Rapat kali ini menghasilkan pemetaan awal, meliputi identifikasi kebutuhan, penentuan wilayah prioritas, hingga inventarisasi dapur. Pekan depan, pembahasan akan dilanjutkan pada level teknis.

“Dari 63 dapur yang masih dibutuhkan, kita akan breakdown mana yang paling prioritas khususnya di daerah padat penduduk dengan kebutuhan tinggi. Jadi bertahap, baru kemudian masuk ke wilayah kota. Seperti makan bubur panas, dari pinggir dulu baru ke tengah,” tutup Andi Harun.

(Redaksi)