nasional | umum
Disnaker Samarinda Dorong Perlindungan Pekerja Rentan Lewat Jaminan Sosial dan Peningkatan Keterampilan
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja Disnaker Samarinda, M. Reza Pahlevi. Foto:Ist
IDENESIA.CO - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) memperkuat strategi perlindungan bagi pekerja rentan. Tidak hanya melalui jaminan sosial, program ini juga ditopang oleh berbagai pelatihan keterampilan agar para pekerja dapat keluar dari lingkaran kerentanan ekonomi.
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja Disnaker Samarinda, M. Reza Pahlevi, menyampaikan bahwa saat ini terdapat sekitar 19 ribu pekerja rentan yang sudah masuk skema perlindungan sosial. Jumlah ini masih berpotensi bertambah hingga 20 ribu orang seiring proses verifikasi data masyarakat miskin dan miskin ekstrem.
Melalui program ini, pekerja rentan mendapat perlindungan dasar. Jika terjadi kecelakaan kerja, seluruh biaya pengobatan ditanggung hingga sembuh. Sementara, bagi pekerja yang meninggal dunia, keluarga akan menerima santunan Rp42 juta ditambah beasiswa pendidikan bagi anak hingga lulus kuliah.
Namun, Reza menegaskan bahwa jaminan sosial bukanlah solusi tunggal. Menurutnya, peningkatan keterampilan upskilling sangat penting agar pekerja rentan dapat bertransformasi ke sektor formal dengan pendapatan yang lebih stabil.
“Tujuan kami bukan hanya memberi perlindungan, tapi juga mengurangi kerentanan itu sendiri dengan menyiapkan skill sesuai kebutuhan industri,” jelasnya.
Beberapa program pelatihan yang sudah disiapkan antara lain:
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Digital marketing
Manajemen perkantoran
Bursa kerja rutin
Langkah ini diharapkan membuka peluang kerja baru, terutama bagi pekerja informal seperti tukang ojek pangkalan, pedagang kecil, hingga buruh harian lepas, yang selama ini rentan dengan penghasilan tidak menentu.
Reza juga menyinggung soal tantangan mentalitas tenaga kerja, terutama terkait sikap pilih-pilih pekerjaan. Menurutnya, hal ini akan lebih mudah diatasi bila tenaga kerja memiliki keterampilan yang kompetitif.
“Kalau skill bagus, perusahaan yang akan rebutan. Tapi kalau skill minim, pilih-pilih kerja ya susah. Karena itu, pelatihan terus kami dorong,” tegasnya.
Dengan strategi ganda, yakni perlindungan sosial dan peningkatan keterampilan, Pemkot Samarinda berharap pekerja rentan tidak hanya terlindungi secara jangka pendek, tetapi juga bisa lebih berdaya dan mandiri secara ekonomi di masa depan.
(Redaksi)