IDENESIA.CO - Alih-alih terpuruk oleh kebijakan ekonomi proteksionis Amerika Serikat, Presiden Prabowo Subianto justru menegaskan pentingnya membangun kekuatan dari dalam negeri.
Dalam pidato peluncuran Program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina), Prabowo menyuarakan tekad Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri dan tidak lagi bergantung pada pasar luar negeri.
"Kita tidak akan menyerah hanya karena tarif masuk dinaikkan. Kita justru akan buktikan bahwa bangsa ini bisa berdikari, bisa swasembada," ujar Prabowo berapi-api di hadapan ribuan petani dan pelajar di Banyuasin, Rabu (23/4).
Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif masuk barang dari Indonesia menjadi pemicu pernyataan tegas Prabowo.
Namun, alih-alih menanggapi dengan kemarahan, Prabowo memilih jalur diplomasi dan penguatan sektor domestik.
"Kita tidak akan memaki. Kita akan negosiasi, kita akan berunding dengan hormat. Tapi yang lebih penting, kita akan menggerakkan ekonomi kita sendiri," tegasnya.
Presiden Prabowo dalam kesempatan itu menyampaikan visinya untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, dimulai dari penguatan sektor pertanian dan perikanan lokal.
Gerakan Indonesia Menanam (Gerina), yang diluncurkan hari itu, merupakan bagian dari strategi besar untuk membangun ketahanan pangan nasional dan menghapus kemiskinan absolut.
Program ini mencakup distribusi benih unggul, pelatihan petani muda, serta penguatan koperasi desa dan akses pasar hasil panen.
"Kalau pun mereka tutup pasar mereka, kita akan bertahan. Kita akan tumbuh dari tanah kita sendiri, air kita sendiri, dan semangat rakyat kita," lanjut Prabowo, disambut tepuk tangan hadirin.
Di luar soal pangan dan perdagangan, Prabowo juga menyerukan gerakan nasional melawan kemiskinan dan polusi.
Ia menyebut rencana untuk meluncurkan program baru bertajuk Gerakan Indonesia Asri, yang akan menata kebersihan lingkungan dari desa hingga kabupaten.
"Kita harus perang lawan sampah. Kita ciptakan Indonesia yang bersih, asri, dan sehat. Itu bagian dari pembangunan manusia seutuhnya," tuturnya.
Ia juga menyinggung perlunya pendidikan yang merata dan lingkungan hidup yang layak sebagai fondasi pemberdayaan masyarakat.
Pernyataan Prabowo hari ini menandai pergeseran arah kebijakan nasional yang tidak lagi hanya reaktif terhadap tekanan global, tetapi lebih menekankan pada pembangunan berkelanjutan dari dalam negeri.
"Kita tidak akan berlutut. Kita tidak akan mengemis. Kita tidak butuh dikasihani. Kita bangsa besar, dan saatnya kita buktikan itu,” tegas Prabowo.
(Redaksi)