IMG-LOGO
Home Internasional Putin Setuju Gencatan Senjata, Zelenskyy Meragukan Itikad Baik Rusia
internasional | umum

Putin Setuju Gencatan Senjata, Zelenskyy Meragukan Itikad Baik Rusia

oleh VNS - 15 Maret 2025 08:24 WITA
IMG
POTRET - Presiden Rusia, Vladmir Putin. foto: Istimewa

IDENESIA.CO - Dalam pernyataan terbarunya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesediaannya untuk menyetujui gencatan senjata dengan Ukraina.

Putin menegaskan bahwa penghentian pertempuran harus lebih dari sekadar jeda sementara, tetapi merupakan langkah menuju perdamaian permanen.

Pernyataan ini disampaikan di tengah eskalasi konflik yang masih berlanjut di beberapa wilayah perbatasan.

Namun, pernyataan Putin segera mendapat respons skeptis dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

Ia menilai bahwa syarat yang diajukan oleh Rusia justru menunjukkan ketidaktulusan dalam mencari solusi damai.

Zelenskyy menyoroti pernyataan Putin mengenai pengendalian wilayah Kursk dan menyebutnya sebagai bentuk ultimatum yang tidak mencerminkan upaya perdamaian sejati.

Putin menyatakan bahwa gencatan senjata harus diawasi secara ketat agar tidak dimanfaatkan oleh Ukraina untuk memperkuat posisinya.

Ia juga menyinggung kemungkinan berbicara dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, guna membahas langkah ke depan dalam konflik ini.

Trump sendiri menanggapi pernyataan Putin dengan nada optimis, menyatakan kesiapannya untuk bertemu langsung guna membahas gencatan senjata. Namun, skeptisisme muncul di pihak Ukraina dan sekutunya.

Zelenskyy menilai bahwa Rusia justru menggunakan gencatan senjata sebagai kesempatan untuk mengkonsolidasikan kekuatan.

Ia juga mempertanyakan bagaimana Rusia akan memastikan bahwa 30 hari gencatan senjata tidak dimanfaatkan untuk persiapan serangan baru.

Kursk Jadi Pusat Perdebatan Dalam pernyataannya, Putin menegaskan bahwa pasukan Ukraina di wilayah Kursk hanya memiliki dua pilihan: menyerah atau menghadapi kehancuran total.

Pernyataan ini mempertegas dominasi Rusia di area tersebut dan memperlihatkan sikap keras Kremlin dalam negosiasi.

Ukraina menilai bahwa ini adalah bukti lain bahwa Rusia tidak memiliki niat untuk melakukan gencatan senjata yang sesungguhnya.

Sementara itu, komunitas internasional terus mencermati perkembangan ini.

Beberapa negara Barat, termasuk anggota NATO, menyatakan keprihatinan mereka terhadap syarat-syarat yang diajukan oleh Rusia.

Mereka juga mendukung upaya diplomasi yang lebih transparan dan memastikan bahwa setiap perjanjian yang dibuat tidak hanya menguntungkan satu pihak.

Dengan situasi yang masih belum jelas, pertanyaan besar tetap menggantung: Apakah gencatan senjata ini akan benar-benar membawa perdamaian, atau hanya strategi lain dalam permainan geopolitik yang lebih besar?

(Redaksi)