IMG-LOGO
Home Internasional Serangan Israel ke Doha Picu Kecaman, Netanyahu Tetap Ultimatum Qatar
internasional | umum

Serangan Israel ke Doha Picu Kecaman, Netanyahu Tetap Ultimatum Qatar

oleh VNS - 12 September 2025 02:36 WITA
IMG
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mendesak pemerintah Qatar untuk segera mengusir atau mengadili anggota politbiro Hamas yang berbasis di Doha. Netanyahu memperingatkan, jika Qatar tidak bertindak, maka Israel akan mengambil langkah sendiri.


Pernyataan keras ini disampaikan Netanyahu dalam pidatonya memperingati serangan teror 11 September 2001 di Amerika Serikat. 

“Saya katakan kepada Qatar dan semua negara yang melindungi teroris, usir mereka atau bawa mereka ke pengadilan. Karena jika tidak, kami yang akan melakukannya,” ujar Netanyahu seperti dilansir AFP, Kamis (11/9).

Dalam pidatonya, Netanyahu membandingkan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 dengan tragedi 9/11 yang menewaskan hampir 3.000 orang akibat serangan Al-Qaeda. 

“Apa yang dilakukan Amerika setelah 11 September? Amerika berjanji memburu para teroris di mana pun mereka berada. Dan mereka mengesahkan resolusi PBB yang menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh memberikan perlindungan kepada teroris,” tegas Netanyahu.

Menurutnya, Israel kini mengambil pendekatan serupa dengan menuduh Qatar memberikan perlindungan, pendanaan, serta fasilitas mewah bagi para pemimpin Hamas. 

“Kami melakukan persis seperti yang dilakukan Amerika ketika memburu al-Qaeda di Afghanistan, hingga membunuh Osama bin Laden di Pakistan,” imbuh Netanyahu. 

Ia menilai negara-negara yang memuji AS saat itu seharusnya tidak mengutuk langkah Israel terhadap Hamas.

Sebelumnya, pada Selasa (9/9), Israel melancarkan serangan di ibu kota Qatar, Doha, yang menargetkan pejabat Hamas. Serangan ini memicu kecaman internasional, termasuk dari sekutu dekat Israel, Amerika Serikat. Gedung Putih menegaskan Presiden Donald Trump tidak menyetujui aksi militer Israel di wilayah sekutu Washington tersebut.

Meski begitu, Israel tetap bersikukuh. Dubes Israel untuk PBB, Danny Danon, menyatakan negaranya tidak selalu bertindak demi kepentingan AS. 

“Kami berkoordinasi dan menghargai dukungan luar biasa dari Amerika Serikat, tetapi terkadang kami membuat keputusan sendiri dan baru memberi tahu mereka setelahnya,” kata Danon kepada radio Israel.

Danon juga menegaskan, serangan di Doha bukanlah serangan terhadap Qatar. 

“Itu bukan serangan terhadap Qatar atau negara Arab mana pun. Saat ini kami hanya menargetkan Hamas sebagai organisasi teroris,” ujarnya.

Ketegangan ini menambah dinamika baru di kawasan Timur Tengah, khususnya hubungan Israel dengan negara-negara Teluk. Qatar selama ini dikenal sebagai salah satu pihak yang memediasi konflik Israel-Hamas, namun kini menjadi sorotan utama dalam eskalasi terbaru.

(Redaksi)