IMG-LOGO
Home Nasional Andi Harun Tunda Uji Coba Terowongan Samarinda: Keselamatan Warga Lebih Utama
nasional | umum

Andi Harun Tunda Uji Coba Terowongan Samarinda: Keselamatan Warga Lebih Utama

oleh VNS - 09 Juli 2025 14:32 WITA
IMG
Wali Kota Samarinda, Andi Harun (Istimewa)

IDENESIA.CO - Meski struktur utama Terowongan Samarinda telah rampung 100 persen, Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan bahwa uji coba operasional belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

 Dalam forum teknis yang digelar Rabu (9/7/2025), ia menyatakan bahwa keselamatan masyarakat menjadi pertimbangan utama sebelum membuka akses terowongan secara penuh.

Berlokasi di Teras Anjungan Karangmumus, Gedung Balai Kota, Pemkot Samarinda menggelar rapat koordinasi lanjutan terkait proyek strategis Terowongan Samarinda.

Rapat ini secara khusus membahas penanganan longsor di lereng inlet dan outlet yang dinilai krusial terhadap keberlanjutan dan keamanan operasional terowongan.

Dipimpin langsung oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun, rapat dihadiri oleh jajaran pejabat teknis dan kontraktor pelaksana PT PP Tbk. Hadir pula Asisten II Marnabas Patiroy, Asisten III Ali Fitri Noor, Kepala Bapperida Ananta Fathurrozi, serta perwakilan Dinas PUPR, khususnya Bidang Bina Marga.

Dalam paparannya, PT PP menyampaikan dua fase penanganan lereng. Fase pertama dengan anggaran Rp39 miliar meliputi regrading lereng dan pemasangan Cast in-situ Concrete sepanjang 72 meter.

Ditargetkan rampung pada Desember 2025. Fase kedua akan dilanjutkan tahun 2026 dengan nilai Rp94 miliar dan mencakup perkuatan struktur, pemasangan ground anchor, serta sistem drainase permanen.

Namun, Wali Kota Andi Harun menekankan bahwa aspek teknis bukan satu-satunya pertimbangan utama. Keselamatan publik menjadi fondasi seluruh keputusan.

“Strukturnya sudah selesai, tetapi saya yang menahan commissioning atau uji coba operasional. Prinsip saya jelas, Salus populi suprema lex esto, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” ujar Andi Harun tegas.

Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan kajian Institut Teknologi Bandung (ITB), longsor yang terjadi merupakan hasil dari endapan talus, yakni sedimen lepas yang rentan pergerakan.

“Kalau langsung dibersihkan, bagian atas bisa kembali runtuh. Ini semua berbasis perhitungan teknis,” jelasnya.

Metode penanganan yang dirancang mencakup berbagai teknik stabilisasi lereng seperti rock bolting, shotcrete, hingga revegetasi. Menurutnya, kombinasi pendekatan teknis ini akan menjamin keamanan jangka panjang proyek.

Andi Harun juga mengakui bahwa sempat terjadi penundaan pekerjaan penanganan lereng karena proses pergeseran anggaran dari APBD murni ke APBD perubahan.

“Tidak ada yang menyangka longsor akan terjadi saat ditunda. Tapi kami sudah siapkan desain teknisnya agar tidak berdampak fatal,” pungkasnya.

Melalui forum ini, Pemkot Samarinda menegaskan komitmennya untuk tidak terburu-buru membuka proyek strategis sebelum semua unsur pendukung dinyatakan benar-benar siap.

Harapannya, Terowongan Samarinda kelak menjadi infrastruktur yang tidak hanya monumental, tapi juga aman dan berkelanjutan bagi publik.

(Redaksi)