IMG-LOGO
Home Nasional Drainase Buruk Percepat Longsor Lereng Inlet Terowongan Samarinda
nasional | umum

Drainase Buruk Percepat Longsor Lereng Inlet Terowongan Samarinda

oleh VNS - 12 Mei 2025 14:06 WITA
IMG
PERISTIWA - Bencana tanah longsor di area lereng inlet tunnel di Jalan Sultan Alimuddin. (Istimewa)

IDENESIA.CO - Hujan deras selama hampir tujuh jam pada Senin (12/5/2025) memicu runtuhnya bagian kanan lereng inlet tunnel di Jalan Sultan Alimuddin, Samarinda. Namun, selain curah hujan tinggi, faktor utama yang mempercepat longsor ini adalah lemahnya sistem drainase alami di sekitar lokasi.

Kepala Dinas PUPR Kota Samarinda, Desy Damayanti, menjelaskan bahwa area tersebut sejak awal telah dipantau secara teknis karena dikenal sebagai zona labil. Berdasarkan hasil pemetaan terakhir yang dilakukan sejak Februari hingga awal Mei 2025, ditemukan adanya tangkapan air hujan dalam jumlah besar yang tertahan di bagian atas lereng.

“Air hujan yang tidak tersalurkan dengan baik ikut menekan struktur tanah yang memang sudah rapuh akibat keberadaan material longsoran lama (talus deposit),” ujarnya dalam siaran pers.

Estimasi material longsor yang runtuh mencapai 210 meter persegi dengan volume sekitar 150 meter kubik. Longsor ini bukan kejutan penuh, mengingat sebelumnya sisi kiri inlet juga pernah mengalami insiden serupa dan telah ditangani menggunakan metode shotcrete dan rockbolt.

Sementara itu, Pemerintah Kota Samarinda menyadari bahwa persoalan di lokasi ini tidak bisa diselesaikan dengan tindakan reaktif semata. Desain penanganan lereng baru akan mengintegrasikan solusi struktural yang lebih kuat, termasuk peningkatan sistem drainase dan pengendapan air di wilayah tangkapan.

“Ini bukan sekadar memperbaiki bagian yang longsor, tapi memperkuat seluruh sistem penahan air dan tanah agar lebih tahan terhadap intensitas hujan ekstrem ke depan,” tegas Desy.

Kejadian ini memperkuat urgensi revisi terhadap perencanaan drainase di proyek-proyek besar yang bersinggungan langsung dengan kawasan berbukit dan lereng curam.

Pemerintah Kota Samarinda tak tinggal diam. Saat ini desain penanganan lereng sedang dirancang dengan pendekatan struktural yang lebih menyeluruh. Beberapa langkah yang telah dan akan dilakukan antara lain:

1. Pemasangan terpal dan penutupan area dengan sistem SWA;

2. Pembobokan dan pembersihan shotcrete menggantung untuk menghindari bahaya jatuh material;

3. Pemasangan safety shotcrete dua lapis (5 cm per lapis) dengan wiremesh di antaranya untuk memperkuat struktur lereng;

4. Monitoring lanjutan terhadap kondisi geologi pasca penanganan darurat.

(Redaksi)