IMG-LOGO
Home Internasional Dua Menteri RI Tiba-tiba Terbang ke Beijing, Isyarat Manuver Strategis di Tengah Tarik Ulur AS-China
internasional | umum

Dua Menteri RI Tiba-tiba Terbang ke Beijing, Isyarat Manuver Strategis di Tengah Tarik Ulur AS-China

oleh VNS - 21 April 2025 15:50 WITA
IMG
Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono menghadiri pertemuan tingkat tinggi dengan para menteri dari pemerintahan Presiden Xi Jinping. (Istimewa)

IDENESIA.CO -  Di tengah ketegangan geopolitik dan tarik ulur kepentingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, dua menteri utama dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tiba-tiba melakukan kunjungan mendadak ke Beijing, Tiongkok, pada Senin (21/4/2025).

Langkah ini memicu spekulasi bahwa Indonesia tengah memainkan peran strategis dalam dinamika kawasan dan global.

Dua tokoh yang dimaksud adalah Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono, yang menurut laporan Reuters, akan menghadiri pertemuan tingkat tinggi dengan para menteri dari pemerintahan Presiden Xi Jinping.

Keduanya dikabarkan akan segera menggelar konferensi pers untuk menjelaskan maksud dan hasil dari kunjungan tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Tiongkok telah merilis pernyataan resmi bahwa Menlu Wang Yi dan Menhan Dong Jun akan memimpin Pertemuan Tingkat Menteri Pertama dalam Dialog Bersama Menlu dan Menhan China-Indonesia, yang digelar di Beijing.

“Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin akan menghadiri pertemuan tersebut di Tiongkok,” tulis Kemenlu China dalam pernyataan resminya, Jumat lalu.

Diplomasi di Tengah Tekanan Kunjungan ini menjadi sangat menarik karena bertepatan dengan negosiasi dagang yang sedang berlangsung antara Indonesia dan Amerika Serikat, menyusul kebijakan tarif yang kembali diaktifkan oleh Presiden AS, Donald Trump.

Dalam beberapa minggu terakhir, Washington mulai menekan negara-negara mitra untuk membuka akses lebih besar terhadap produk-produk asal AS, termasuk sektor digital dan pertahanan.

Di sisi lain, Tiongkok telah mengeluarkan peringatan keras terhadap negara-negara yang dianggap terlalu dekat dengan AS dalam konteks kebijakan ekonomi baru ini.

Beijing menegaskan bahwa kerja sama bilateral sebaiknya tidak dilakukan atas dasar tekanan atau kepentingan sepihak.

“Tiongkok mengharapkan negara-negara sahabat tidak menyetujui kebijakan dagang yang dapat merugikan stabilitas kawasan,” demikian pernyataan sebelumnya dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Para pengamat memandang kehadiran dua menteri strategis Indonesia di Beijing sebagai bagian dari manuver diplomasi aktif yang ingin dijalankan Presiden Prabowo.

Di tengah persaingan dua raksasa dunia ini, Indonesia berupaya mengambil posisi netral namun tidak pasif, dengan tetap menjalin komunikasi setara baik ke Washington maupun Beijing.

“Kehadiran Menlu dan Menhan secara bersamaan dalam forum bilateral ini sangat jarang terjadi. Ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengatur ulang posisi tawarnya secara strategis,” ujar Diah Pramesti, analis geopolitik dari LIPI.

Pertemuan ini juga diperkirakan akan membahas isu-isu strategis lainnya, seperti keamanan Laut Cina Selatan, proyek Belt and Road Initiative (BRI) yang melibatkan Indonesia, serta potensi kerja sama pertahanan dan teknologi militer yang lebih erat antara kedua negara.

Meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Indonesia, jadwal konferensi pers yang direncanakan dalam waktu dekat akan menjadi momen penting untuk menjawab spekulasi publik dan memastikan arah kebijakan luar negeri Indonesia ke depan.

(Redaksi)