internasional | umum
Israel Putuskan Absen dari Rapat Darurat DK PBB Terkait Gaza, Alasan Bertepatan dengan Tahun Baru Yahudi
Ribuan Warga Palestina Eksodus ke Gaza Selatan. Foto:Ist
IDENESIA.CO - Delegasi Israel memastikan tidak akan menghadiri rapat darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang digelar pada Selasa (23/9) untuk membahas situasi Gaza. Keputusan itu disampaikan langsung oleh Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, dalam pernyataan resmi yang dirilis sehari sebelumnya.
Israel berdalih ketidakhadirannya disebabkan rapat darurat itu bertepatan dengan Rosh Hashanah, perayaan Tahun Baru Yahudi yang merupakan salah satu hari suci terpenting dalam kalender agama Yahudi.
Dalam pernyataan video yang dikutip AFP, Danon menyebut bahwa absennya Israel adalah hal yang disayangkan, mengingat negaranya merupakan pihak yang secara langsung terdampak oleh pembahasan rapat tersebut.
“Sangat disayangkan Dewan Keamanan akan menggelar pertemuan tanpa Israel,” ujar Danon.
Ia menjelaskan bahwa pihak Israel sebenarnya telah meminta agar jadwal rapat darurat dijadwal ulang, namun permintaan itu tidak dikabulkan oleh presidensi DK PBB.
“Delegasi Israel tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan ini karena bertepatan dengan Rosh Hashanah. Meskipun kami sudah meminta penjadwalan ulang, rapat tetap digelar pada salah satu tanggal paling penting dalam kalender Yahudi,” tegas Danon dalam suratnya kepada Presiden DK PBB.
Rapat darurat DK PBB ini diselenggarakan di tengah konflik berkepanjangan di Gaza yang semakin menimbulkan korban jiwa. Sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan ke wilayah Israel yang menewaskan 1.139 orang menurut klaim Tel Aviv, Israel melakukan serangan balasan besar-besaran melalui udara maupun darat.
Hingga kini, serangan itu membuat Gaza luluh lantak. Berdasarkan data terbaru yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza dan dikutip Al Jazeera, sedikitnya 64.344 orang tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak.
Meski absen dalam rapat darurat DK PBB, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan tetap hadir dalam Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat (26/9). Kehadiran Netanyahu ini diperkirakan akan menjadi ajang penting bagi Israel untuk menyampaikan sikapnya di tengah meningkatnya jumlah negara Barat yang secara resmi mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
Sikap negara-negara Barat tersebut dilaporkan membuat Israel murka, dengan Netanyahu mengecam langkah tersebut sebagai perubahan kebijakan besar yang merugikan posisi Tel Aviv di panggung internasional.
(Redaksi)