IMG-LOGO
Home Internasional Viral! Dua Pilot AS Diborgol Polisi Usai Tolak Terbangkan Pesawat Bermuatan Senjata ke Israel
internasional | umum

Viral! Dua Pilot AS Diborgol Polisi Usai Tolak Terbangkan Pesawat Bermuatan Senjata ke Israel

oleh VNS - 21 September 2025 11:15 WITA
IMG
Video memperlihatkan dua pilot Amerika Serikat dalam seragam militer diborgol polisi karena menolak penerbangan membawa senjata ke Israel. foto: Tikto: therealkeefe

IDENESIA.CO - Dunia maya digemparkan oleh beredarnya sebuah video yang memperlihatkan dua pilot Amerika Serikat dalam seragam militer diborgol polisi. Video tersebut segera viral, memicu perdebatan sengit di media sosial tentang keberanian moral, isu kemanusiaan, hingga kemungkinan manipulasi informasi.

Dalam rekaman berdurasi singkat itu, pilot perempuan terdengar menolak tugas menerbangkan pesawat yang disebut “penuh senjata” menuju Israel. Ia menyatakan bahwa senjata tersebut akan digunakan untuk tindakan genosida terhadap warga Palestina. Seruan emosional “stop the boom” diulang beberapa kali, mempertegas penolakannya.

Kutipan-kutipan tersebut dengan cepat menjadi viral tagar, memunculkan gelombang kritik terhadap kebijakan luar negeri Amerika. Sebagian warganet menyebut aksi kedua pilot itu sebagai bentuk keberanian moral di tengah tekanan militer dan politik, sementara yang lain menilainya bisa jadi bagian dari propaganda.

Video itu juga menyebut tuduhan bahwa Kongres dan Senat AS ikut membiayai bom yang diarahkan ke Palestina. Salah satu pilot bahkan mengatakan dirinya malu terhadap pemerintah karena dianggap mendukung pembantaian anak-anak. Ungkapan ini memperbesar sentimen publik, terutama di kalangan aktivis pro-Palestina.

Meski demikian, hingga kini belum ada klarifikasi resmi dari Pentagon atau pihak militer AS mengenai kebenaran klaim tersebut. Tidak ada bukti independen yang mengonfirmasi apakah pesawat yang dimaksud memang membawa senjata, atau bahwa kedua pilot benar-benar mendapat misi itu.

Ketiadaan verifikasi membuat publik terbelah. Sebagian mendesak adanya investigasi lebih lanjut, sementara yang lain mengingatkan agar masyarakat tidak buru-buru percaya sebelum ada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

Fenomena ini menunjukkan kuatnya peran media sosial dalam membentuk opini publik terkait isu perang. Potongan video singkat, tanpa sumber jelas, mampu menggiring persepsi global sebelum kebenaran faktual terungkap.

Kini, perhatian publik internasional tertuju pada bagaimana otoritas AS menanggapi video tersebut. Klarifikasi resmi dinantikan untuk membedakan apakah ini merupakan aksi nyata perlawanan moral, atau sekadar narasi yang viral di tengah konflik Palestina yang tak kunjung usai.

(Redaksi)