IMG-LOGO
Home Internasional Jika AS Menarik Dukungannya, Apakah Masa Depan Israel dalam Bahaya?
internasional | umum

Jika AS Menarik Dukungannya, Apakah Masa Depan Israel dalam Bahaya?

oleh VNS - 04 September 2025 09:47 WITA
IMG
Bendera Israel dan Amerika berkibar di US Capitol selama unjuk rasa mendukung Israel dan memprotes antisemitisme di National Mall di Washington, 14 November 2023. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Amerika Serikat (AS) selama ini dikenal sebagai sekutu utama Israel, seringkali menggunakan hak veto di PBB untuk memblokir upaya mengucilkan Israel dan terus menyuplai persenjataan. 


Namun, seiring dengan meningkatnya korban sipil dan hancurnya infrastruktur Gaza, enam dari sepuluh warga AS kini menentang bantuan militer lebih lanjut. Pertanyaan besar pun muncul, apa yang akan terjadi jika AS mengakhiri semua dukungannya terhadap Israel?

Menurut ilmuwan politik Israel, Ori Goldberg, jika dukungan AS berakhir, negara-negara Barat lainnya yang selama ini menahan diri karena keberadaan AS akan segera mengambil tindakan. 

"Dugaan saya mereka semua akan segera bergerak melawan Israel, meskipun tidak ada yang benar-benar ingin menjadi yang pertama," katanya. 

Ia memperkirakan tindakan ini bisa berupa sanksi ekonomi atau bahkan penerapan Bab 7 Piagam PBB, yang mengizinkan intervensi militer.

Analis senior HA Hellyer dari Royal United Service Institute berpendapat bahwa tanpa dukungan AS, prioritas Israel akan bergeser. Tel Aviv akan menjadikan integrasi dengan negara-negara di kawasannya sebagai prioritas, karena dukungan Amerika selama ini telah menjamin kemampuan Israel untuk bertindak tanpa hukuman. 

"Gagasan bahwa Israel selangkah lagi akan diserang tidaklah benar," jelasnya. 

Ia menambahkan bahwa negara-negara seperti Suriah tidak menahan diri karena takut pada AS, melainkan karena tidak tertarik pada perang lebih lanjut dan menyadari akan menghadapi perlawanan besar.

Secara finansial, Goldberg mengakui Israel sangat bergantung pada AS, terutama di sektor senjata berteknologi tinggi. Namun, ia tidak yakin Israel akan runtuh sepenuhnya. 

"Hilangnya dukungan AS dalam semalam akan membuat segalanya menjadi sulit, tetapi tidak akan langsung terasa, sampai kita melihat PHK besar-besaran di perusahaan-perusahaan Teknologi Besar, dan militer mulai goyah," katanya.

Di sisi politik domestik, Goldberg memprediksi Benjamin Netanyahu mungkin tetap akan menjabat sebagai Perdana Menteri. Ia menilai Netanyahu pandai membingkai narasi. 

"Dia bisa mengatakan bahwa alasan kami menyerang Gaza adalah agar kami tidak perlu bergantung pada negara lain lagi," imbuhnya.

Mantan penasihat pemerintah Israel, Daniel Levy, berpendapat bahwa tanpa dukungan AS, perang akan menjadi tidak berkelanjutan secara politik dan ekonomi bagi Israel. 

"Dugaan saya mereka akan mengadopsi pola penahanan di Gaza dan Tepi Barat, untuk membeli waktu," kata Levy. 

Menurutnya, reputasi Israel di mata publik internasional sudah sangat rendah, dan dukungan AS-lah yang selama ini melindunginya dari akuntabilitas internasional yang sesungguhnya.

(Redaksi)