IMG-LOGO
Home Internasional Menjelang Pidato di PBB, Netanyahu Tegaskan Tolak Negara Palestina
internasional | umum

Menjelang Pidato di PBB, Netanyahu Tegaskan Tolak Negara Palestina

oleh VNS - 26 September 2025 14:51 WITA
IMG
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu melontarkan kecaman keras terhadap para pemimpin dunia yang baru-baru ini mengakui secara resmi negara Palestina. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melontarkan kecaman keras terhadap para pemimpin dunia yang baru-baru ini mengakui secara resmi negara Palestina. Pernyataan ini disampaikannya sebelum berangkat ke Amerika Serikat untuk menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Donald Trump.


Kecaman Netanyahu muncul hanya tiga hari setelah Prancis dan sejumlah negara Barat lainnya secara resmi menyatakan pengakuan atas Negara Palestina. Langkah tersebut memicu reaksi keras dari Tel Aviv, yang menilai pengakuan itu sebagai bentuk dukungan terhadap kekerasan.

“Saya akan menyampaikan kebenaran kita kebenaran warga Israel, kebenaran tentara kita, dan kebenaran bangsa kita,” ujar Netanyahu di Bandara Ben Gurion, sebelum terbang ke New York, seperti dikutip dari pernyataan resminya yang dirilis Kamis (25/9/2025) oleh kantor berita AFP.

Dalam pernyataannya, Netanyahu secara terang-terangan mengecam langkah negara-negara yang menurutnya justru memberikan legitimasi kepada kelompok-kelompok yang terlibat dalam kekerasan terhadap warga sipil Israel.

“Saya akan mengutuk para pemimpin yang, alih-alih mengutuk para pembunuh, pemerkosa, dan pembakar anak-anak, malah ingin memberi mereka sebuah negara di jantung Israel. Ini tidak akan terjadi,” tegasnya.

Kunjungan Netanyahu ke Washington kali ini juga dijadwalkan mencakup pertemuan bilateral dengan Presiden Donald Trump yang keempat kalinya sejak Trump kembali menjabat. Netanyahu menyebut pertemuan tersebut akan membahas sejumlah isu strategis, termasuk konflik di Gaza, pembebasan sandera, serta peluang untuk memperluas normalisasi dengan negara-negara Arab.

“Saya akan membahas dengannya (Trump) peluang besar yang dibawa oleh kemenangan kami, serta kebutuhan kami untuk mencapai tujuan perang: membawa kembali semua sandera kami, mengalahkan Hamas, dan memperluas lingkaran perdamaian yang telah terbuka bagi kami,” papar Netanyahu.

Dalam kesempatan yang sama, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengungkapkan bahwa pemerintahan Trump telah menyusun apa yang disebut sebagai Rencana 21 Poin untuk Perdamaian di Timur Tengah, khususnya terkait dengan masa depan Gaza. Meski tidak merinci isi dari rencana tersebut, Witkoff mengisyaratkan bahwa rencana itu dirancang untuk menjawab kekhawatiran semua pihak yang terlibat dalam konflik.

“Kami telah menyampaikan Rencana 21 Poin Trump kepada para pemimpin negara-negara Arab dan Islam. Saya pikir ini menjawab kekhawatiran Israel serta kekhawatiran semua negara tetangga di kawasan ini,” ujar Witkoff dalam sela-sela Sidang Umum PBB.

Ia menambahkan bahwa ada harapan besar akan tercapainya sebuah terobosan dalam waktu dekat.

“Kami berharap, dan bahkan bisa saya katakan yakin, bahwa dalam beberapa hari mendatang kita akan dapat mengumumkan semacam terobosan,” imbuhnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pengakuan terhadap negara Palestina oleh negara-negara besar Eropa menandai peningkatan tekanan internasional terhadap Israel di tengah konflik berkepanjangan dengan kelompok Hamas di Jalur Gaza. Namun, bagi Netanyahu, langkah itu justru dinilai melemahkan proses perdamaian karena dianggap mengabaikan aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang ia tuding sebagai teroris.

Pidato Netanyahu di Majelis Umum PBB dijadwalkan berlangsung pada Jumat (26/9/2025), di mana ia diperkirakan akan kembali menegaskan sikap Israel terhadap isu Palestina dan keamanan nasionalnya di hadapan komunitas internasional.

(Redaksi)