IDENESIA.CO - Dalam langkah yang mengejutkan, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tiba-tiba meminta maaf kepada Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani atas serangan Israel terhadap target Hamas di negara Teluk tersebut. Permintaan maaf itu disampaikan langsung melalui sambungan telepon dari Gedung Putih, Washington D.C., Amerika Serikat (AS), Senin (30/9/2025).
Permintaan maaf Netanyahu datang setelah selama berminggu-minggu ia dikenal bersikap menantang terhadap Qatar, negara yang menjadi tuan rumah pangkalan udara terbesar AS di kawasan Teluk. Ia menelpon Sheikh Mohammed saat berada di Gedung Putih untuk bertemu Presiden AS Donald Trump membahas upaya gencatan senjata di Gaza.
“Sebagai langkah awal, Perdana Menteri Netanyahu menyatakan penyesalannya yang mendalam bahwa serangan rudal Israel terhadap target Hamas di Qatar secara tidak sengaja menewaskan seorang prajurit Qatar,” demikian pernyataan resmi Gedung Putih yang dirilis Selasa (30/9/2025).
Pernyataan itu juga menyebut Netanyahu mengakui Israel telah melanggar kedaulatan Qatar dengan menargetkan kepemimpinan Hamas selama negosiasi penyanderaan. Ia berjanji tidak akan melakukan serangan serupa di masa mendatang.
“Israel tidak akan melakukan serangan seperti itu lagi di masa mendatang,” tegas pernyataan Gedung Putih.
Sebagai bagian dari langkah perbaikan hubungan, Netanyahu dan Sheikh Mohammed sepakat membentuk kelompok kerja tiga arah untuk meningkatkan koordinasi, memperbaiki komunikasi, dan menyelesaikan keluhan bersama. Keduanya juga akan memperkuat upaya kolektif untuk mencegah ancaman keamanan regional.
Selama ini, Netanyahu dikenal kerap mencemooh Qatar yang dianggapnya memberikan pangkalan aman bagi Hamas. Padahal, pengaturan Hamas di Qatar telah lama berjalan dengan persetujuan diam-diam Israel, untuk menjaga keseimbangan pengaruh Iran di kawasan. Namun Netanyahu menegaskan bahwa perhitungan telah berubah sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sejak itu, Israel tidak hanya meningkatkan serangan ke Gaza, tetapi juga melancarkan operasi militer ke Iran, Suriah, Lebanon, dan Yaman dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengaku tidak senang dengan serangan Israel ke Qatar, negara yang selama ini menjalin hubungan dekat dengan Washington dan bahkan pernah memberikan hadiah pesawat mewah kepadanya. Serangan itu terjadi ketika para pemimpin Hamas sedang membahas proposal AS untuk gencatan senjata di Gaza.
(Redaksi)