IDENESIA.CO - Di tengah dinamika dan ketidakpastian ekonomi global, Kalimantan Timur (Kaltim) justru menunjukkan ketahanan ekonomi yang mengesankan. Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim menyebut bahwa perekonomian provinsi ini masih bergerak positif, bahkan menorehkan pertumbuhan solid sepanjang triwulan III tahun 2025.
Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, mengungkapkan bahwa kunci utama dari keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di daerah ini adalah tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap prospek ekonomi. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2025 yang tercatat di angka 143,8, jauh di atas ambang batas optimisme (100).
“Indeks ini menunjukkan bahwa masyarakat masih percaya dengan prospek ekonomi ke depan, meski dunia sedang berhadapan dengan ancaman perlambatan dan ketidakpastian,” ujar Budi dalam konferensi pers, Jumat (26/9/2025).
Budi menjelaskan bahwa Bank Indonesia terus melakukan berbagai strategi kebijakan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, stabilitas keuangan, dan pengendalian inflasi. Di antaranya adalah:
•Memperkuat likuiditas perbankan agar sektor keuangan tetap mampu mendukung kredit produktif.
•Menyesuaikan suku bunga acuan secara hati-hati mengikuti dinamika global dan domestik.
•Melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
•Pembelian Surat Berharga Negara (SBN) guna menopang pasar keuangan dan memberi ruang fiskal bagi pemerintah.
“Tujuan kami jelas: menjaga keseimbangan. Pertumbuhan ekonomi harus tetap berjalan, tapi stabilitas keuangan dan inflasi juga harus terkendali,” tegas Budi.
Dalam proyeksinya, Bank Indonesia menetapkan target inflasi Kaltim pada kisaran 2,5 persen ±1 persen untuk periode 2025-2026. Target ini dipandang cukup moderat, tidak hanya untuk menjaga daya beli masyarakat, tetapi juga untuk memberi ruang bagi pertumbuhan konsumsi dan investasi.
Meski tantangan global seperti fluktuasi harga komoditas dan perlambatan ekonomi negara mitra dagang masih membayangi, BI Kaltim tetap optimistis bahwa provinsi ini memiliki modal ekonomi yang kuat untuk mempertahankan tren pertumbuhan.
Lebih lanjut, Budi menekankan pentingnya konsistensi eksekusi kebijakan di tingkat lokal. Menurutnya, selain konsumsi domestik, investasi dan pengelolaan fiskal daerah akan menjadi kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Selama optimisme konsumen terjaga dan kebijakan bisa dieksekusi dengan baik, Kaltim akan tetap tumbuh positif meski dunia sedang penuh ketidakpastian,” tutupnya.
(Redaksi)