sosok | umum
Dua Lipa Putuskan Kerja Sama dengan Manajer Usai Kontroversi Pelarangan Grup Pro-Palestina di Glastonbury
Penyanyi POP Terkenal Internasional, Dua Lipa. Foto:Ist
IDENESIA.CO - Penyanyi pop internasional Dua Lipa kembali menjadi sorotan setelah secara resmi mengakhiri kerja samanya dengan manajer lama, David Levy. Keputusan ini disebut tidak hanya bersifat profesional, melainkan juga sarat dengan sikap politik terkait dukungannya terhadap Palestina.
Menurut laporan Metro pada Senin (22/9/2025), pemutusan hubungan kerja tersebut terjadi tidak lama setelah nama David Levy muncul sebagai salah satu penandatangan surat yang menyerukan pelarangan grup hip-hop asal Irlandia Utara, Kneecap, tampil di Glastonbury Festival 2025.
Kneecap dikenal sebagai kelompok musik yang vokal menyuarakan solidaritas terhadap Palestina. Namun, reputasi mereka memicu kontroversi sejak salah satu personelnya, Chara Mo, mengibarkan bendera Hizbullah di sebuah panggung di Inggris tahun lalu. Aksi itu menimbulkan kritik tajam dari berbagai pihak internasional.
Sumber dekat menyebut langkah Dua Lipa sangat dipengaruhi oleh keyakinannya.
“Dua memastikan melalui timnya bahwa David Levy tidak lagi terlibat dalam pengelolaan karier musiknya. Ia sangat terbuka menyatakan dukungan untuk Palestina, dan hal itu tidak sejalan dengan David,” ungkap sumber tersebut.
Dalam surat yang ditujukan kepada Michael Eavis, pendiri Glastonbury, Levy secara terbuka menyerukan pembatalan penampilan Kneecap. Hal ini memantik reaksi keras dari Dua Lipa yang menilai Levy mendukung perang Israel di Gaza dan perlakuan buruk terhadap Palestina.
Rencana penampilan Kneecap di Glastonbury pada 28 Juni 2025 terus menimbulkan perdebatan. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, bahkan ikut berkomentar dengan menyebut bahwa keterlibatan grup tersebut tidak pantas.
Kontroversi juga merebak di festival internasional. Saat tampil di Coachella 2025, Kneecap kembali membuat pernyataan pro-Palestina yang memicu kecaman, termasuk dari Sharon Osbourne yang menuding mereka mempromosikan organisasi teroris.
Ketegangan semakin meningkat ketika pemerintah Kanada secara resmi melarang Kneecap masuk ke negaranya. Vince Gasparro, Sekretaris Parlemen untuk Pemberantasan Kejahatan, menyatakan grup itu menyebarkan pesan yang bertentangan dengan nilai-nilai nasional dan memperkuat kekerasan politik.
Menanggapi berbagai larangan tersebut, Kneecap memilih menempuh jalur hukum dengan menggugat pernyataan Gasparro. Dalam keterangannya, mereka menegaskan perjuangan mereka bukanlah soal politik domestik, melainkan bentuk solidaritas terhadap penderitaan rakyat Gaza.
“Kami akan membela diri dari tuduhan tak berdasar ini, yang jelas bertujuan membungkam suara kami terhadap genosida yang dilakukan Israel. Ketika kami menang di pengadilan, seluruh uang kompensasi akan kami sumbangkan untuk ribuan anak di Gaza,” tegas kelompok itu.
Dua Lipa selama ini dikenal sebagai salah satu figur publik dunia yang paling vokal membela Palestina. Ia kerap menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah Israel dan menyerukan penghentian kekerasan di Gaza melalui berbagai kanal media sosialnya.
Langkah memutus kerja sama dengan David Levy dinilai sebagai bukti konsistensi sikapnya. Meski berada di tengah industri hiburan global yang sarat dengan tekanan politik, Lipa tetap berpegang pada nilai-nilainya.
Keputusan berani ini semakin mempertegas posisi Dua Lipa tidak hanya sebagai musisi kelas dunia, tetapi juga ikon publik yang berani bersuara dalam isu kemanusiaan global.
(Redaksi)