IDENESIA.CO - Di tengah ketidakpastian geopolitik dan ketegangan pasokan energi dunia, Indonesia dan Arab Saudi memperkuat posisinya sebagai mitra strategis kawasan. Dalam kunjungan resmi pertama Presiden Prabowo Subianto ke Arab Saudi sejak dilantik, kedua negara meneken kesepakatan besar senilai 27 miliar dolar AS atau sekitar Rp 432 triliun, dengan sektor energi sebagai sorotan utama.
Kunjungan kenegaraan yang dilakukan Prabowo Subianto ke Arab Saudi pada 1–3 Juli 2025. Lawatan ini menjadi kunjungan resmi pertamanya sebagai kepala negara dan ditandai dengan pertemuan penting bersama Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) di Jeddah.
Dalam pertemuan yang juga disiarkan oleh kantor berita resmi Arab Saudi (SPA), kedua pemimpin negara menyepakati paket kerja sama lintas sektor senilai 27 miliar dolar AS atau sekitar Rp 432 Triliun. Kesepakatan ini mencakup bidang energi, pertambangan, ketahanan, hingga transformasi digital dan ketenagakerjaan.
Di sektor energi, Indonesia dan Arab Saudi sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam penyediaan minyak mentah dan produk turunannya, serta memperkuat rantai pasok energi global. Komitmen ini menjadi sangat strategis di tengah meningkatnya kebutuhan global akan keamanan pasokan energi yang stabil dan berkelanjutan.
Kedua negara juga menyatakan sepakat untuk mendorong investasi bersama dalam proyek penyulingan dan petrokimia, serta pengembangan energi terbarukan seperti pembangkit listrik hijau dan teknologi penyimpanan energi. Hal ini sejalan dengan komitmen global menuju transisi energi rendah karbon.
“Indonesia menekankan pentingnya menjaga keamanan pasokan energi lintas wilayah, dan Arab Saudi merupakan mitra penting dalam mewujudkan tujuan tersebut,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Bahlil Lahadalia, usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama mitranya dari Arab Saudi, Menteri Bandar bin Ibrahim Al-Khorayef.
Kesepakatan energi tersebut meliputi:
Penyediaan minyak mentah dan petrokimia
Pembangunan kilang dan industri pengolahan energi
Kerja sama energi baru dan terbarukan
Transfer teknologi, pelatihan SDM, dan riset bersama
Penguatan ketahanan rantai pasok energi kawasan dan global
Arab Saudi, sebagai eksportir minyak terbesar dunia, melihat Indonesia sebagai mitra strategis yang tidak hanya memiliki cadangan sumber daya energi yang besar, tetapi juga posisi geografis yang krusial di jalur perdagangan Asia–Pasifik.
Dalam lima tahun terakhir, nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai 31,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 510 Triliun. Sektor energi menyumbang porsi terbesar dalam total transaksi ini, namun ke depan kolaborasi akan diperluas ke sektor mineral, manufaktur, dan energi hijau.
Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari kerja sama 2017 saat Raja Salman berkunjung ke Indonesia, yang kala itu menghasilkan janji investasi senilai 9 miliar dolar AS dengan nilai kala itu Rp 93 triliun.
Namun, kali ini, nilai dan cakupan investasi jauh lebih besar dan disebut akan dikawal langsung lewat Dewan Koordinasi Tinggi (DKT) RI–Arab Saudi yang baru dibentuk dan dipimpin langsung oleh Prabowo dan MBS.
"Kita baru bentuk dewan koordinasi tertinggi supreme coordination council antara pihak Saudi dan Indonesia kita sepakat untuk tingkatkan semua kerja sama di semua bidang," kata Prabowo kepada wartawan di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (3/7/2025) dilansir dari Kompas.com
(Redaksi)