IMG-LOGO
Home Nasional Puluhan Band Mundur dari Pestapora 2025, Kiki Ucup Minta Maaf dan Putus Kerjasama dengan Freeport
nasional | umum

Puluhan Band Mundur dari Pestapora 2025, Kiki Ucup Minta Maaf dan Putus Kerjasama dengan Freeport

oleh VNS - 07 September 2025 06:24 WITA
IMG
Gelaran festival musik tahunan Pestapora 2025 diterpa kekecewaan setelah puluhan musisi memutuskan mundur. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Gelaran festival musik tahunan Pestapora 2025 diterpa gelombang besar kekecewaan setelah puluhan musisi memutuskan mundur dari panggung. Aksi itu dipicu oleh kabar kerjasama antara penyelenggara festival dengan PT Freeport Indonesia yang menuai kontroversi luas di kalangan publik dan komunitas musik.

Direktur Festival Pestapora, Kiki Aulia Ucup, menyampaikan permintaan maaf terbuka melalui akun Instagram resmi @pestapora. Ia menegaskan bahwa tidak ada dana dari Freeport yang mengalir ke penyelenggaraan festival.

“Kami memastikan tak ada sepeser pun aliran dana yang kami terima dari PT Freeport Indonesia. Sejak Jumat malam, 5 September, kami memutus kontrak kerjasama dan memastikan tak ada kehadiran Freeport di Pestapora 2025,” ujar Kiki Ucup.

Kiki mengakui kelalaiannya dalam menjalin kerjasama tersebut. Ia menyatakan siap menanggung segala konsekuensi dan menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran agar ke depan Pestapora lebih berhati-hati serta terbuka terhadap masukan publik.

Meski kontrak dengan Freeport sudah diputus, dampak besar sudah terjadi. Banyak band dan musisi memilih batal tampil, membuat susunan line-up mengalami perubahan signifikan. 

“Pestapora akan tetap terlaksana, tetapi dengan update line-up karena ada yang memutuskan mundur,” tambah Kiki.

Kontroversi ini bermula dari unggahan video Instagram resmi Pestapora yang menampilkan keterlibatan Freeport sehari sebelum acara berlangsung. Bahkan pada hari pertama, terlihat pawai membawa banner bertuliskan,Tembaga ikutan berpestapora yang diiringi marching band perusahaan tambang tersebut.

Tempo sudah mencoba menghubungi VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati, namun pihak Freeport enggan memberikan pernyataan resmi.

Sejumlah nama besar menyatakan mundur, di antaranya Banda Neira, The Panturas, .Feast, Hindia, Sukatani, Negatifa, Rekah, Ornament, Durga, hingga Kelelawar Malam.

  • The Panturas awalnya sempat bingung namun akhirnya memilih batal tampil. Mereka juga menyatakan seluruh keuntungan merchandise akan didonasikan untuk masyarakat Papua melalui Walhi.

  • Banda Neira yang baru manggung di hari pertama memutuskan batal tampil di hari kedua, dengan alasan sikap mereka di panggung harus selaras dengan nurani dan keberpihakan pada yang terpinggirkan.

  • .Feast dan Hindia menyebut keputusan ini sebagai bentuk kekecewaan, hanya beberapa jam setelah sempat muncul harapan di tengah situasi sosial yang memanas.

  • Rebellion Rose memilih tetap naik panggung untuk menghormati penonton, namun mengembalikan seluruh bayaran. Mereka lalu turun panggung untuk bernyanyi unplugged bersama penonton.

  • Kelelawar Malam secara tegas mengunggah tulisan “Pestapora Cancel” dengan pernyataan solidaritas untuk rakyat Papua.

  • Ornament, band metalcore asal Surabaya, menulis bahwa keputusan mundur adalah bentuk solidaritas bagi yang tertindas, baik di Papua, Palestina, maupun di jalanan Indonesia.

Hingga Sabtu (6/9/2025), puluhan musisi telah mengumumkan mundur dari festival ini, di antaranya:

  • Banda Neira

  • Bilal Indrajaya

  • Centra

  • Cloudburst

  • Durga

  • .Feast

  • Filler

  • Hindia

  • Keep It Real

  • Kelelawar Malam

  • Kenya

  • Leipzig

  • Morad

  • Navicula

  • Negatifa

  • Ornament

  • Pelteras

  • Petra Sihombing

  • Poris

  • Rebellion Rose

  • Rekah

  • Reruntuh

  • Rrag

  • Silampukau

  • Skandal

  • Sprayer

  • Sukatani

  • Swellow

  • taRRkam

  • Texpack

  • The Cottons

  • The Jeblogs

  • The Panturas

  • Tribute to Barefood

  • White Chorus

  • Xin Lie

Bagi banyak musisi, keputusan mundur bukan hanya soal kontrak, tetapi sikap solidaritas terhadap isu Papua dan keberpihakan pada rakyat kecil. Isu ini memantik krisis kepercayaan terhadap penyelenggara festival sekaligus menjadi momentum refleksi bagi industri musik tanah air.

Pestapora 2025 sendiri dipastikan tetap berjalan, namun dengan atmosfer yang berbeda. Keputusan para musisi mundur secara massal menandai salah satu episode paling kontroversial dalam sejarah festival musik Indonesia.

(Redaksi)