IMG-LOGO
Home Nasional Tarif Impor Trump Ancam Usaha Kecil di AS: Dari Mainan hingga Kosmetik Kena Imbas
nasional | umum

Tarif Impor Trump Ancam Usaha Kecil di AS: Dari Mainan hingga Kosmetik Kena Imbas

oleh VNS - 13 April 2025 15:33 WITA
IMG
BERBICARA - Presiden AS Donald Trump memegang perintah eksekutif yang ditandatangani tentang tarif, di Rose Garden di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 2 April 2025. (REUTERS)

IDENESIA.CO - Kenaikan tarif impor yang kembali diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai menimbulkan efek domino pada pelaku usaha kecil di berbagai sektor.

Meski pemerintah memberi jeda 90 hari untuk sebagian negara, pengusaha menyebut kebijakan ini sebagai pukulan berat yang datang di saat dunia usaha belum sepenuhnya pulih dari krisis pandemi.

Steve Shriver, CEO Eco Lips produsen kosmetik organik berbasis di Iowa mengatakan bahwa perusahaannya menghadapi lonjakan biaya produksi sebesar US$5 juta dalam satu tahun ke depan.

Produk Eco Lips yang menggunakan bahan-bahan seperti minyak kelapa, kakao, dan vanila berasal dari lebih dari 50 negara, sebagian besar di luar jangkauan produksi dalam negeri.

"Tarif ini menciptakan ketidakpastian total dalam rantai pasok kami. Kami harus menaikkan harga dan memberi tahu ratusan klien tentang potensi keterlambatan," ujar Shriver.

hriver menyebut jeda 90 hari yang diberikan pemerintah sebagai solusi sementara yang bisa berubah sewaktu-waktu.

Padahal, perusahaan yang menjual produknya di lebih dari 40.000 toko dan mencatat penjualan tahunan US$30 juta ini sedang merancang strategi ekspansi pasca-pandemi.

Di Colorado, pemilik toko mainan Into the Wind, Paul Kusler, menghadapi lonjakan tarif hingga 145% untuk produk yang diimpor dari China negara asal sebagian besar mainan yang dijualnya.

Kenaikan harga barang yang mencapai 10% membuatnya khawatir kehilangan konsumen karena daya beli yang terus tergerus inflasi.

"Tarif ini mengancam bisnis kami secara serius. Kami harus berpikir ulang untuk stok barang ke depan," keluh Kusler.

Cerita serupa datang dari Florida. Emily Ley, pemilik Simplified, sebuah perusahaan peralatan kantor mewah yang menyasar segmen perempuan profesional, mengaku sudah mengeluarkan lebih dari US$1 juta untuk pajak perdagangan sejak 2017.

Dengan kebijakan tarif baru, ia memperkirakan pengeluaran itu akan melonjak lagi.

"Kami sedang berjuang untuk bertahan. Jika ini terus berlanjut, kami bisa tutup," kata Ley yang kini menggugat pemerintah AS atas dasar pelanggaran konstitusi. Tak hanya sektor ritel dan kecantikan, dunia seni pertunjukan pun ikut terdampak. Newman Center for the Performing Arts di University of Denver harus menanggung tambahan biaya US$140.000 akibat tarif 25% atas pembelian kursi teater dari Kanada. Proyek senilai lebih dari US$560.000 itu kini membebani keuangan lembaga yang sedang berupaya pulih dari tekanan pandemi. "Kami tidak bisa sekadar mengganti vendor. Barang sudah dalam produksi," ujar Direktur Eksekutif Aisha Ahmad-Post.

Para pelaku usaha kecil ini kini menuntut transparansi dan kebijakan yang lebih berpihak pada ekonomi domestik yang sebenarnya.

Bagi mereka, tarif yang digadang-gadang untuk melindungi industri lokal justru menekan para pebisnis kecil yang mengandalkan rantai pasok global.

(Redaksi)