IMG-LOGO
Home Internasional Gaza di Ambang Krisis Kemanusiaan, Rumah Sakit Nyaris Kolaps
internasional | umum

Gaza di Ambang Krisis Kemanusiaan, Rumah Sakit Nyaris Kolaps

oleh VNS - 25 Agustus 2025 10:27 WITA
IMG
Ilustrasi Rumah Sakit di Gaza. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza kian memprihatinkan. Rumah sakit-rumah sakit di wilayah tersebut dilaporkan hampir kolaps akibat membludaknya pasien malnutrisi, di tengah keterbatasan fasilitas dan terus berlangsungnya serangan militer Israel.


Allcock, perwakilan Medical Aid for Palestinians, menyebut bahwa berbagai rumah sakit di Gaza kini berada dalam titik kritis. Lonjakan pasien kekurangan gizi membuat fasilitas medis tidak mampu lagi menampung korban luka akibat pemboman, penembakan, hingga serangan drone Israel.

“Di satu sisi, ruang gawat darurat penuh sehingga pasien harus dirawat di lantai. Di sisi lain, Anda bisa melihat anak kekurangan gizi terbaring di tempat tidur, sementara tiga anak lain dengan tubuh penuh luka tergeletak di lantai di dekatnya. Bahkan dalam banyak kasus, ada jenazah di sisi mereka karena kamar jenazah pun sudah penuh,” ungkap Allcock dengan nada getir.

Kondisi tragis ini diperkuat laporan Integrated Food Security Phase Classification Initiative (IPC) pada Jumat (22/8), yang secara resmi mendeklarasikan bahwa Gaza kini menghadapi bencana kelaparan.

Menurut IPC, lebih dari 500 ribu warga Palestina kini hidup dalam kondisi kelaparan ekstrem. Laporan itu menuding kelaparan ini bukan semata akibat konflik, melainkan hasil dari kebijakan Israel yang secara sengaja membatasi akses pangan dan logistik bagi warga sipil Gaza.

Situasi ini memicu gelombang kecaman global. Sejumlah negara, terutama negara-negara Arab, menilai tindakan Israel sebagai bentuk genosida terhadap rakyat Palestina.

Seruan mendesak gencatan senjata dan pembukaan akses kemanusiaan pun kembali disuarakan, namun hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan kondisi.

Krisis berlapis yang melanda Gaza mulai dari kelaparan, kolapsnya layanan kesehatan, hingga serangan militer yang terus berlanjut menjadi simbol nyata penderitaan rakyat Palestina.

Tanpa langkah cepat dari komunitas internasional, risiko kematian massal akibat kombinasi kelaparan dan konflik bersenjata dikhawatirkan tak terelakkan.

(Redaksi)