IMG-LOGO
Home Nasional Hanung Bramantyo hingga DPR Soroti Film Merah Putih: One For All
nasional | umum

Hanung Bramantyo hingga DPR Soroti Film Merah Putih: One For All

oleh VNS - 11 Agustus 2025 12:53 WITA
IMG
ilustrasi film film animasi Merah Putih: One For Al (Foto:Ist)

IDENESIA.CO - Kontroversi seputar film animasi Merah Putih: One For All terus menghangat di ruang publik. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, angkat bicara mengenai pro dan kontra yang melingkupi karya bertema nasionalisme tersebut.


Ari, sapaan akrabnya, menilai isu utama yang menjadi perhatian publik adalah terkait besaran anggaran pembuatan dan kualitas visual film yang tayang bertepatan dengan HUT ke-80 Kemerdekaan RI itu. Ia juga menyoroti minimnya informasi yang tersedia mengenai detail proses produksinya.

“Di berbagai media di internet, hanya disebutkan bahwa animasi ini adalah film animasi lokal bertema nasionalisme. Namun, kontroversi utamanya justru terletak pada kualitas dan anggaran pembuatannya,” ujar Ari kepada Kompas.com, Senin (11/8/2025).

Menurutnya, publik memberi respons beragam, mulai dari apresiasi terhadap pesan moral yang diusung, hingga kekecewaan atas kualitas visualnya. Meski demikian, Ari tetap mengapresiasi kehadiran Merah Putih: One For All sebagai bagian dari upaya kreatif menanamkan nilai kebangsaan dan persatuan.

“Masukan publik terhadap animasi ini penting sebagai proses evaluasi. Industri kreatif harus terus berbenah agar kualitas karya semakin baik. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat tetap diperlukan untuk memajukan konten kreatif, terutama film animasi Indonesia,” imbuhnya.

Kontroversi ini juga mendapat perhatian dari sutradara Hanung Bramantyo. Melalui Instagram Story, Hanung mempertanyakan alasan film tersebut bisa mendapatkan jadwal tayang pada bulan Agustus, di tengah antrean ratusan judul film Indonesia yang menunggu giliran di jaringan bioskop.

“Terus kenapa harus buru-buru tayang? Ironisnya kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film Indonesia ngantre tayang?” tulis Hanung.

Komentar itu ia sampaikan setelah mengunggah tangkapan layar pernyataan produser film yang mengaku tidak menerima bantuan dana dari pemerintah. Namun, Hanung menilai, perilisan yang terkesan terburu-buru dan kualitas yang belum maksimal justru menimbulkan tanda tanya.

Merah Putih: One For All sebelumnya ramai diperbincangkan karena proses produksinya yang dinilai terlalu singkat. Meski membawa misi kebangsaan, polemik mengenai kualitas dan transparansi pembuatannya kini menjadi sorotan, baik dari pelaku industri film maupun lembaga legislatif.


(Redaksi)