IMG-LOGO
Home Nasional Sejarah Baru RI–Belanda: 30.000 Artefak dan Fosil Dikembalikan ke Tanah Air
nasional | umum

Sejarah Baru RI–Belanda: 30.000 Artefak dan Fosil Dikembalikan ke Tanah Air

oleh VNS - 28 September 2025 11:49 WITA
IMG
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengumumkan kabar bersejarah Pemerintah Belanda sepakat mengembalikan 30.000 artefak, fosil, dan dokumen budaya yang berasal dari Indonesia. Foto:Ist

IDENESIA.CO - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengumumkan kabar bersejarah Pemerintah Belanda sepakat mengembalikan 30.000 artefak, fosil, dan dokumen budaya yang berasal dari Indonesia. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan resmi antara Presiden Prabowo dan Raja Willem-Alexander serta Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Jumat (26/9/2025).


“Di Belanda saya diterima dengan sangat baik oleh Raja. Dan Belanda mengembalikan 30.000 item artefak yang mereka bawa dari Indonesia dikembalikan ke kita,” ujar Prabowo, Sabtu (27/9/2025).

Pengembalian ribuan benda bersejarah itu akan dilakukan dalam waktu dekat sebagai simbol rekonsiliasi sejarah dan penguatan hubungan bilateral kedua negara.

Menurut Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, proses administrasi dan teknis pengembalian akan segera ditindaklanjuti oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang saat ini telah berada di Belanda.

“Pemerintah Belanda akan mengembalikan sebanyak 30.000 fosil, artefak, dan dokumen budaya milik Indonesia yang disimpan di Belanda. Prosesnya dipastikan akan berlangsung cepat,” kata Teddy dalam keterangan persnya.

Artefak-artefak tersebut selama ini tersimpan di berbagai museum Belanda, termasuk Museum Nasional Etnologi di Leiden.

Prabowo menilai langkah Belanda ini mencerminkan itikad baik untuk memperkuat hubungan bilateral yang sempat diwarnai sejarah panjang kolonialisme.

“Saya kira ini itikad baik dari Belanda, mereka ingin pelihara hubungan baik dengan kita,” kata Prabowo.

Pengembalian benda-benda bersejarah ini dipandang sebagai simbol penting rekonsiliasi, mengingat sebagian besar artefak tersebut diambil pada masa penjajahan Belanda di Nusantara.

Dalam pertemuan tersebut, Ratu Máxima juga menyampaikan rencananya untuk berkunjung ke Indonesia pada 25 November 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk membahas literasi dan inklusi keuangan bersama para ahli keuangan di Tanah Air.

“Ratu juga seorang ahli keuangan. Beliau akan datang untuk berdiskusi dengan para ahli keuangan kita, bagaimana membantu rakyat yang belum paham keuangan. Ini akan dibantu oleh PBB dan pihak lainnya,” ungkap Prabowo.

Kesepakatan pengembalian artefak menjadi momentum penting bagi Indonesia dan Belanda untuk membangun kerja sama yang lebih konstruktif di masa depan. Selain sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya, kebijakan ini juga membuka ruang baru bagi diplomasi budaya dan ekonomi kedua negara.

(Redaksi)